BALANGAN, KORANBANJAR.NET – Kalau ada benalu yang berbunga indah maka Anggrek lah namanya. Tanaman hias ini sudah dikenal sejak 200 tahun lalu, dan sejak 50 tahun terakhir mulai dibudidayakan secara luas di Indonesia.
Nah, dalam rangka untuk melestarikan tanaman anggrek ini, KPH Hulu Sungai melaksanakan inventarisasi bunga anggrek di Desa Puyun Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan.
Untuk diketahui, selain berkebun dan bertani, masyarakat setempat juga dikenal sebagai pencari anggrek yang jeli di hutan.
Menurut cerita warga, kebiasaan mencari anggrek di hutan dimulai sekitar tahun 2005. Seiring waktu, belakangan tinggal sekitar 25 orang saja yang masih aktif. Hasil pencarian anggrek biasanya sebagian untuk dijual dan sebagian lagi dibudidayakan.
Di hutan Desa Puyun, anggrek banyak tumbuh di beberapa pohon seperti alaban, sungkai, kopi hutan dan pohon akar tali. Ada anggrek bulan, anggrek bintang, anggrek panda, anggrek turun dayung, anggrek bawang, anggrek dupa dan beberapa anggrek yang belum tahu namanya.
Beberapa jenis lainnya juga ditemukan di dalam kawasan hutan seperti anggrek batu dan anggrek lidah ular dan anggrek tebu.
Dari sekian jenis anggrek tersebut, yang paling banyak adalah anggrek bulan kemudian anggrek dupa. Lainnya jumlahnya sangat sedikit. Jenis anggrek yang mudah dibudidayakan adalah jenis anggrek bulan dan anggrek dupa sedangkan yang lain agak sulit.
Keberadaan anggrek di hutan saat ini sudah mulai langka, sehingga perlu adanya teknik budidaya yang tepat. Tim juga telah melakukan pendataan disekitar hutan dan menemukan satu anggrek lidah ular dan satu jenis yang belum diketahui namanya.
Upaya meningkatkan kelestarian alam Indonesia dan pengembangannya khususnya anggrek diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. (DishutPemprovKalsel/kie)