DARI sudut persimpangan jalan Pamangkih luar yang berada di kawasan Jalan Lingkar Selatan, terlihat kios kecil berukuran 2×2 M2 berdiri tepat di sebelah kiri jalan tol tersebut.
Ketika wartawan koranbanjar.net menghentikan sepeda motor di depan kios itu, Sabtu(18/05/2019), terlihat sepasang suami istri sedang melayani beberapa laki-laki dengan membawa perlengkapan pancing tradisional.
Mereka membawa alat pancing Joran yang terbuat dari bambu, kemudian tempat kotak kecil atau wadah untuk menaruh ikan hasil dari memancing, tidak ketinggalan tas ransel yang menempel di punggung.
Setelah diamati lebih dekat,ternyata orang-orang yang berbeda usia itu sedang membeli umpan ikan telur Semut Rangrang yang digunakan untuk mancing. Kemudian sebagian yang lain membeli kail pancing juga aksesoris lainnya.
“Pak, beli umpannya dua takar,” ucap salah satu pembeli. Ada lagi pembeli yang lain berkata ” Ada jual mata kail untuk ikan papuyu (betok) kah pak?” sahut pembeli lainnya sembari tersenyum melihat ke arah wartawan koranbanjar.net.
Satu persatu para penghobi mancing itu telah dilayani pasangan suami istri Misran dan Sumiati pemililk kios yang menjual umpan serta perlengkapan pancing lainnya.
Ketika koranbanjar.net mulai melakukan obrolan, Misran yang sudah berusia 55 tahun ini menuturkan, mereka (suami istri) mulanya mereka berjualan warung kopi dan teh.
“Dulu kami berjualan makanan berupa kue basah,teh dan kopi, karena banyak yang jualan makanan dan minuman di kampung ini (Pamangkih), maka kami berhenti dan mencoba jualan umpan pancing. Alhamdulillah sampai sekarang bertahan karena keuntungannya lumayan,” tutur Misran dengan suara masih terbata-bata.
“Suami ulun (saya) bekas terkena stroke pak ai selama kurang lebih 4 tahun, makanya sidin (suami) ngomongnya masih getar-getar,” sahut sang istri Sumiati.
Sumiati (44) melanjutkan, “Alhamdulillah dari hasil berjualan umpan pancing ini, kami dapat berangkat melaksankan ibadah umrah baru-baru ini tadi, mungkin ini hikmahnya atas kesabaran terhadap apa yang terjadi pada suami ulun,” ujarnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Berapa sebenarnya keuntungan penjual umpan telur Semut Rangrang dalam satu harinya, sehingga suami istri ini dapat pergi ke Tanah Suci Makkah,selain itu dapat membiayai sekolah anak-anaknya hingga ada yang duduk di bangku kuliah?
“Hasil berjualan umpan ini dalam satu harinya berkisar 500.000 sampai 1.000.000,- itu kalau hari Sabtu dan Minggu,tetapi kalau hari biasa omsetnya berkisar 500.000,-” sebut Sumiati.
Misran dan Sumiati berjualan umpan Semut Rangrang dan alat pancing kurang lebih sudah 6 tahun.Selama masa itu menurut pengakuan mereka tidak pernah ada masalah seperti gangguan para pemalak karena letak kios yang jauh dari perumahan penduduk.
“Alhamdulillah tidak pernah ada masalah atau gangguan selama kami berjualan, walaupun kios kami jauh dari rumah penduduk, dan mudah-mudahan seterusnya kami berjualan di sini selalu aman,lancar dan berkah terus-menerus”demikian Sumiati.(al/sir)