Tidak lama setelah dibuka, ekowisata
Jembatan Pulau Bromo Banjarmasin ditutup Pemerintah Kota Banjarmasin selama 3 bulan ke depan. Ini akibat masih tingginya jumlah warga yabg terpapar Covid-19 di Banjarmasin.
BANJARMASIN, koranbanjar.net –
Pemberitahuan penutupan ini disampaikan Tim Pengelola Pengawasan Jembatan Pulau Bromo Kota Banjarmasin kepada media ini, Rabu (6/1/2021) saat meninjau beberapa titik penutupan di sekitar kawasan jembatan di Jalan Mantuil, Kelurahan Mantuil Permai, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin.
“Mengingat animo masyarakat terhadap wisata Jembatan Pulau Bromo ini terus meningkat, maka kami sebagai Tim Pengelola Pengawasan Jembatan Pulau Bromo menutup sementara bagi masyarakat yang ingin melihat jembatan dengan tujuan berwisata,” ungkap Ketua Tim, Doyo Pudjadi.
Selain itu, lanjut Doyo, walaupun ditutup selama 90 hari ke depan, namun setiap bulan, pihaknya akan melakukan evaluasi.
Ketika ditanya tentang batas waktu penutupan, Asisten II Pemko Banjarmasin ini mengatakan, untuk sementara 3 bulan sembari melihat perkembangan situasi pandemi Covid-19 di Kalimantan Selatan khususnya Kota Banjarmasin.
“Untuk sementara 3 bulan, sambil kita lihat perkembangan Covid-19 nantinya, apalagi ini kembali meningkat dan ada tambahan zona merah,” ujarnya.
Langkah pertama dilakukan, sambung Doyo, diakunya tentu tidak mudah menghalau masyarakat yang terus berdatangan dari berbagai daerah, termasuk luar provinsi.
“Pertama kita sudah menutup pintu utama, kedua menutup tempat berkumpul atau terjadi kerumunan seperti di kawasan RTH, itu juga sudah kita seng, dan jalan menuju naik ke jembatan juga sudah ditutup, terkecuali bagi masyarakat setempat yang ingin menyeberang,” terangnya.
Baca Juga : https://koranbanjar.net/jembatan-pulau-bromo-bukan-diresmikan-warga-diminta-menjaga-prokes/
Dikatakan Doyo, kadang masyarakat pengunjung berdalih mau menengok keluarga, padahal hanya ingin melihat jembatan dengan desain unik dan futuristik ini.
Mengantisipasi hal itu, pihaknya menggandeng masyarakat sekitar, khususnya bekerjasama dengan Ketua RT wilayah setempat.
“Kita akan bekerja sama dengan Ketua RT wilayah setempat meminta bantuannya dalam mengenali warganya, karena RT lebih tahu yang mana warganya,” jelasnya.
Baca Juga: https://koranbanjar.net/soal-jembatan-pulau-bromo-ada-yang-keren-adapula-bilang-begini/
Sementara Kabag Ops Polresta Banjarmasin, Kompol Rizali, salah satu anggota tim menambahkan terkait teknis penjagaan yang akan dilakukan anggotanya dibantu Satpol PP Kota Banjarmasin terhadap posisi atau titik yang dianggap rentan terjadi penerobosan pengunjung.
“Kita gabungan, ada TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP, Satgas Covid-19 Kota Banjarmasin, melakukan pengawasan, penjagaan terhadap pengunjung atau masyarakat luar yang dilarang sementara ingin melihat jembatan,” katanya.
Dijelaskan , sistem penjagaan akan dilakukan secara shif, yakni dibagi 2 shif dalam 24 jam.
Rizali mengemukakan, sampai-sampai wilayah dermaga sungai pun tak luput dari penjagaan anggotanya. Sebab, menurutnya, dikhawatirkan, masyarakat yang tidak dapat menembus jalan darat, ada kemungkinan melalui sungai.
Namun, kata Rizali tidak serta merta pihaknya menindak atau melakukan penegasan, kepolisian dalam hal ini tetap memberikan imbauan, edukasi, penindakan secara persuasif.
“Kita lakukan dengan cara persuasif dan humanis,” pungkasnya.(yon/sir)