Rokok lintingan atau Tingwe yang artinya melinting dewe (sendiri) tembakau rokok yang diinginkan semakin ngetren di tengah masyarakat berbagai kalangan di Indonesia, termasuk di Banjarmasin Kalimantan Selatan.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Bukan hanya menikmati tembakau, namun tembakau Tingwe bisa dijadikan bisnis jual beli yang sangat menguntungkan. Seperti yang dilakukan warga Banjarmasin, Tono.
Toko penjualan tembakau Tingwe milik Tono, bernama Toko Rokoku Bako, di jalan Laksana Intan Kelurahan Kelayan Selatan Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin.
Tono kepada koranbanjar.net Minggu (14/11/2021) mengatakan, berjualan tembakau Tingwe bukan saja menguntungkan, melainkan sekaligus membangun narasi masyarakat Kota Seribu Sungai bahwa tembakau Tingwe bukan hanya dikonsumsi orang-orang zaman dahulu.
“Melainkan juga bisa dikonsumsi anak muda sekarang,” ujarnya.
Tono menceritakan, sebelum membuka jualan tembakau Tingwe di Banjarmasin, berawal dirinya bersama keluarga suka liburan ke Jogyakarta.
“Sekalian juga nengok mertua di sana, di samping jalan-jalan,” ungkapnya.
Lanjut diceritakan, di kota Keraton tersebut, Tono memanfaatkan waktu selama kurang lebih 4 bulan mengenal dan menyelami seluk beluk tembakau Tingwe dan pangsa pasar penjualan tembakau Tingwe di wilayah Pulau Jawa dan sekitarnya.
“Setelah saya menyisir ke beberapa toko, ternyata bisnis penjualan tembakau Tingwe sangat luas,” ucapnya.
Setelah mengetahui hal itu, akhirnya membuat Tono berpikir, mengapa tidak buka bisnis penjualan tembakau Tingwe atau rokok linting di Banjarnasin dengan konsep lebih modern.
Pria ini juga pernah menyusuri dan berkunjung ke beberapa komunitas Tingwe. Di sana dirinya mengamati perkembangan tembakau Tingwe saat ini jauh lebih maju dan modern atau kekinian.
“Seperti alatnya bermacam-macam, jadi budaya life style, perpaduan antara seni linting zaman dahulu dengan gaya masa kini atau kekinian,” terangnya.
Terkait bagaimana nantinya mengembangkan usaha penjualan tembakau Tingwe ini di Banjarmasin mengingat budaya yang berbeda dengan Pulau Jawa.
“Saya rasa secara umum atau secara garis lurus pengertian Tingwe itu sama, yang berbeda hanya cara pengembangannya,” terangnya.
Tono mendirikan Toko Rokoku Bako ini baru sekitar 5 bulan. Saat itu tembakau yang dijual hanya ada beberapa merek, 3 sampai 4 merek, sedangkan untuk filter hanya menjual beberapa bungkus.
Adapun produk utama yang dijual adalah Taro Martani, jenis tembakau keluaran pabrikan lama, tanpa promosi sudah terkenal.
Kemudian merek Jago Rasa dan ketiga adalah hasil racikan sendiri bersama kawan-kawannya yang dijual per gram. Seiring waktu, produk yang dijual hingga sekarang berjumlah ratusan dari berbagai jenis dan merek tembakau Tingwe dengan harga yang bervariasi.
“Mudah-mudahan peminat rokok Tingwe di Banjarmasin makin meningkat dan tambah digemari di Kota Seribu Sungai,” harapnya. (yon/sir)
Loh ini bukannya yg anaknya menipu sampe ratusan juta itu ya?