BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Kadang tak semua orang memperhatikan keadaan kaum duafa seperti kakek pemungut sampah di Terminal Simpang 4, Kota Banjarbaru ini.
Sejak terminal Simpang 4 Banjarbaru dibangun, kakek bernama Rusdi (65), yang tinggal di lingkungan setempat, bekerja sebagai petugas kebersihan atau pemungut sampah yang tidak pernah menerima upah atau gaji resmi dari Pemko Banjarbaru.
Sehari-hari dengan gerobak butut, dia menjaga kebersihan di lingkungan Terminal Simpang 4 Kota Banjarbaru. Meski tidak mendapat upah resmi dari Pemerintah Kota Banjarbaru, dia tetap dengan tekun mengerjakan aktifitasnya.
Untuk mengatasi kebutuhan hidup sehari-hari, dia hanya mengharapkan rasa iba warga setempat. Tidak hanya itu, dia hidup sebatang kara dan tidak memiliki tempat tinggal, melainkan bertempat tinggal di lingkungan terminal.
Hal itu terungkap saat wartawan koranbanjar.net mendampingi tim YMH, mewawancarai Rusdi, Jumat (23/11/2018) kemarin.
Dengan hasil survey itu pula, manajemen Yayasan Mengetuk Hati (YMH) memberikan bantuan sembako melalui program Sekedah Duafa yang didukung oleh perusahaan daerah milik Pemkab Banjar, PD. Baramarta.
“Kami cukup prihatin dengan kondisi Kakek Rusdi itu. Mudah-mudahan dengan bantuan yang kami berikan ini juga mengeuk hati pihak Pemko Banjarbaru untuk menaruh kepedulian terhadap beliau,” ungkap Direktur Eksekutif YMH, Denny Setiawan.
Pada hari yang sama, tim YMH juga menyerahkan bantuan fasilitas ibadah kepada Nazir Masjid
Baitul Ahziem Jl Bhayangkara, Kelurahan Sungai Besar, Kecamatan Banjarbaru Selatan, Kota Banjarbaru, H Samsuddin.(ff/sir)