Melambungnya harga minyak goring, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah sejak satu bulan terakhir membuat warga di desa Banua Kupang, Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah harus memproduksi minyak goreng sendiri dengan bahan baku kelapa tua.
BARABAI, koranbanjar.net – Harga minyak goreng di Kota Barabai melambung tinggi dari harga Rp18.000 hingga Rp22.000 perliter.
Hampir di warung maupun kios di perkampungan tidak menjual lagi minyak curah yang sebelumnya harganya jauh lebih murah, namun belakangan tidak ada lagi.
Melambungnya harga minyak tersebut membuat warga di Desa Banua Kupang Kecamatan Labuan Amas Utara Muntiara beserta anaknya, Maisya memproduksi minyak goreng dari kelapa tua.
Maisya menjelaskan cara membuat minyak goreng dari kelapa tersebut, kelapa yang dibuat menjadi minyak goreng merupakan kelapa yang sudah tua dan kering, mula-mula kelapa tersebut dikupas dan diparut (dihaluskan , ungkap Maisya kepada koranbanjar.net, Sabtu (18/12/2021) siang.
Ditambahkan, kelapa setelah dihaluskan lalu diperas dengan menggunakan air bersih untuk mendapatkan santan, setelah santan dikumpulkan lalu dimasak (direbus) menggunakan api dari kayu bakar.
Setelah santan mendidih lalu sambil diaduk hingga santan mengeluarkan minyak dan santannya menjadi gumpalan kecil-kecil berwarna cokelat. Proses seperti ini di sebut ‘malala’ dan gumpalan santan yang menjadi butiran kecil-kecil.
Setelah seperti itu diangkat dan didiamkan, lalu dipersiapkan bakul besar untuk memeras minyak goreng, serta upih (kelopak buah pinang) untuk menurunkan ataupun meluncurkan minyak goreng sambil disiapkan tempat untuk minyak.
Cara tersebut diperas dengan cara diinjak dengan kaki supaya minyak terkuras habis.
“Kelapa tua atau kelapa kering sekitar 20 biji menghasilkan minyak goreng sebanyak dua liter,” ujar Maisya.
Kegiatan tersebut membutuhkan waktu 5 jam dengan menggunakan api sedang hingga besar. (mj-41/sir )