Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar

Harga Cabai Meroket, Kadis Perdagangan: Itu Dampak Kekeringan Se Indonesia

Avatar
341
×

Harga Cabai Meroket, Kadis Perdagangan: Itu Dampak Kekeringan Se Indonesia

Sebarkan artikel ini

BANJARBARU, koranbanjarnet – Naiknya harga cabai di pasaran hingga berada di kisaran harga Rp 80 ribu per kilogram akhir-akhir ini dikabarkan akibat musim kemarau yang sedang berlangsung. Benarkah demikian?

Menurut petani cabai upahan dari warga Banjarbaru, Dayat, kebun cabai di tempatnya justru malah lebih subur di musim kemarau seperti saat ini. Sebab, perkembangan penyakit dan hama cabai dapat lebih teratasi dibanding saat musim hujan.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Hasil panennya di musim kemarau ini juga meningkat sampai dua kwintal. Sedangkan jika musim hujan biasanya hanya 1,5 kwintal saja. Punya bos saya ini luas kebunnya ada sekitar 1,5 hektar dengan dua ribu pohon cabai,” kata Dayat saat ditemui koranbanjar.net di kebun cabai tempatnya bekerja, di daerah Jalan Tambak Langsat Kelurahan Landasan Ulin Utara, Banjarbaru, Sabtu (20/7/2019).

Sementara mengenai harga, Dayat mengungkapkan cabai yang dijual dari kebunnya kepada pemborong saat ini seharga Rp 55 ribu per kilogram. Namun proses penjualan cabai hingga ke pasaran pastilah melibatkan beberapa tangan.

“Pemborongnya datang langsung ke kebun tiap hari Minggu. Setelah cabai dibeli di sini mereka kemudian menjualnya ke pasar. Sampai saat ini harga cabai di pasaran masih Rp 80 ribu per kilo,” ungkapnya.

Namun terkait cabai yang justru tumbuh subur saat musim kemarau, saat dikonfirmasi koranbanjar.net melalui telepon, siang tadi Senin (22/7/2019), Kepala Dinas Perdagangan Banjarbaru Abdul Basid, membantahnya.

Menurutnya, kalaupun saat ini ada cabai yang tak mengalami kekeringan pastilah kebunnya ada di sekitar sumber air sehingga para petaninya bisa leluasa menyirami cabai. “Namun jika kebunnya jauh dari sumber air pasti akan mati kekeringan,” katanya.

Dampak kekeringan itulah yang dipastikan Basid menjadi penyebab menurunnya stok cabai di pasaran hingga mengakibatkan kenaikan harga. “Kekeringan dipengaruhi faktor cuaca dari musim kemarau saat ini. Kenaikan harga cabai sudah sejak satu sampai dua bulan lalu,” jelasnya.

Dia menerangkan dampak kekeringan melanda kebun para petani cabai secara merata hingga ke daerah Pulau Jawa. “Biasanya ada suplay cabai dari Jawa tapi kekeringan saat ini sudah merata se Indonesia. Sedangkan khusus untuk wilayah Kota Banjarbaru stok cabai yang didatangkan kebanyakannya dari Jawa. Sebab hingga kini stok cabai lokal tidak mencukupi,” ungkapnya.

Mahalnya harga cabai di pasaran dipastikan Basid berlangsung sepanjang bulan ini. Lantas kapan harga cabai turun? “Diperkirakan harga cabai mulai turun saat musim hujan tiba pada bulan September nanti,” jawabnya. (ykw/dny)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh