Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Kriminal & Peristiwa

Guru Khalil Cerita Sejarah Peringatan Hari Santri Nasional

Avatar
266
×

Guru Khalil Cerita Sejarah Peringatan Hari Santri Nasional

Sebarkan artikel ini

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Bupati Banjar, KH Khalilurrahman, ceritakan serajah lahirnya Hari Santri Nasional. Menurutnya, Hari Santri adalah hari untuk memperingati peran besar para kiai dan santri dalam perjuangan melawan penjajahan bangsa asing.

Ini disampaikan beliau saat saat membukaan Peringatan Hari Santri Nasional Kabupaten Banjar, di RTH Ratu Zalecha, Martapura, Senin (22/10) tadi sore.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Perlu saya sampaikan bahwa Hari Santri adalah hari memperingati peran besar para kiai dan santri dalam perjuangan melawan penjajahan bangsa asing,” ujar Bupati yang kerap disapa Guru Khalil ini mengawali sambutan.

Beliau melanjutkan, Peringatan Hari santri tidak terlepas dari seorang pendiri ormas Islam terbesar di Tanah Air Nahdlatul Ulama yaitu KH. Hasyim Asy’ari, dalam melawan Belanda (NICA) yang hendak kembali menjajah Indonesia.

“Beliaulah orang yang ikut mendukung upaya kemerdekaan dengan menggerakkan, mengajak rakyat dan juga santri-santri melalui fatwa jihad yang kemudian dikenal sebagai resolusi jihad, melawan penjajah Belanda pada Tanggal 22 Oktober 1945. Dari fatwa itu, meledaklah perang di Surabaya pada Tanggal 10 November 1945.”

Lebih lanjut, sejarah mencatat, para kiyai, para santri bersama dengan pejuang bangsa lainnya memiliki peran besar dalam merebut kembali kedaulatan negara dari kolonialisme bangsa asing.

“Sehingga atas Peran historis inilah kemudian Pemerintah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015,” ungkapnya.

Menurutnya, Hari Santri Nasional memiliki arti, makna dan filosofi yang bukan hanya diperingati secara seremonial belaka, tetapi menjadi momentum untuk refleksi, yang kemudian menjadikan dasar refleksi itu, untuk berbenah dan terus meningkatkan kualitas santri demi kemajuan bangsa.

”Terlepas dari itu semua, Penetapan Hari Santri Nasional yang juga perlu kita perhatikan adalah, untuk selalu ingat meneladani semangat jihad ke-Indonesiaan para pendahulu kita, para ulama, kiyai dalam menjaga kedaulatan NKRI,” tambahnya.

Sebelumnya Bupati Banjar mengucapkan Selamat Hari Santri Tahun 2018 Tingkat Kabupaten Banjar. “Saya sangat bersyukur dan berbahagia, hari ini bisa bersilaturrahmi dan berada ditengah-tengah ulama, tuan guru, pimpinan pondok pesantren, para santri dan keluarga besar pondok pesantren se- Kabupaten Banjar,” katanya.

Event peringatan Hari Santri kali ini bertema “Bersama Santri, Damailah Negeri”.

Pada pembukaan ini dihadiri para Pimpinan Pondok Pesantren se-Kabupaten Banjar, Ketua DPRD Banjar,  Forkopimda Kabupaten Banjar, Kepala Kanwil Kementerian Agama Kal-Sel, Ketua PW NU Provinsi Kalimantan Selatan, Sekda Banjar, Para Staf Ahli Bupati Banjar, Asisten dan Kepala SKPD Lingkup Pemkab Banjar, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjar, Ketua MUI dan PC NU kabupaten Banjar, Kapolres Banjar beserta jajaran, Ketua dan Wakil Ketua I TP PKK Kabupaten Banjar, Para Pimpinan Perusahaan Daerah, Instansi Vertikal, Pimpinan Perbankan, dan Camat Se- Kabupaten Banjar. (dra)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh