Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Tanah Bumbu

DWP Kabupaten Tanah Bumbu Bahas Kepribadian dan Etika

Avatar
266
×

DWP Kabupaten Tanah Bumbu Bahas Kepribadian dan Etika

Sebarkan artikel ini
Pertemuan rutin Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) digelar di ruang pertemuan TP PKK Tanah Bumbu, Selasa (19/6/2023). (Sumber Foto: Kominfo Kabupaten Tanah Bumbu/koranbanjar.net)

Pertemuan rutin Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) digelar di ruang pertemuan TP PKK Tanah Bumbu, Selasa (19/6/2023).

TANAHBUMBU, koranbanjar.net – Pertemuan rutin kali ini diisi dengan meteri yang mengangkat tema “Kepribadian dan Etika berpenampilan dalam bermasyarakat”.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Kegiatan dibuka langsung Ketua DWP Tanbu Hj. Hasnah Mashude, SE, M.Si sekaligus sebagai narasumber.

Kegiatan diikuti seluruh Ketua DWP unit OPD (Organisasi Perangkat Daerah) se-Kabupaten Tanah Bumbu, juga DWP Badan Pemasyarakatan (Bapas) serta DWP KSOP.

Penasehat I DWP Tanbu Hj. Wahyu Windari Zairullah mengatakan ibu-ibu DWP harus lebih bisa menunjukan kepribadian yang baik serta menerapkan ilmu etika berpenampilan ini di kehidupan sehari-hari.

“Sehingga dapat mewujudkan dan menumbuhkan tingkah laku yang positif,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DWP Tanbu Hj. Hasnah Mashude mengatakan etika berpenampilan dalam kehidupan bermasyarakat memiliki peranan yang penting yang sejak dulu sudah dipelajari mulai dini hingga di kehidupan masyarakat.

“Oleh karena itu kita sebagai istri ASN seharusnya memiliki pengetahuan tentang Kepribadian dan Etika berpenampilan, sehingga dapat kita jadikan sebagai teori etika yang dapat diimplementasikan dalam pergaulan sehari-hari,” katanya.

Hasnah menjelaskan, kegiatan ini dilakukan supaya Ketua DWP lebih mudah menentukan kebenaran tentang pandangan dan tanggapan terhadap kepribadian dan etika berpenampilan dalam bermasyarakat.

Serta menuntut semua Ketua DWP untuk bersikap rasional agar membentuk individual menjadi lebih otonom dan memberi kemungkinan untuk mengambil sikap.

Ikut menentukan arah perkembangan masyarakat dan menjadi tolak ukur dalam menghadapi berbagai perbedaan moral yang ada di masyarakat.

“Dengan demikian masyarakat dapat beragumentasi secara kritis serta dapat mengambil sikap wajar dalam menghadapi sesamanya. Dengan begitu akan terciptanya kerukunan, saling tolong menolong, rasa gotong royong dan rasa empati,” pungkasnya. (kominfotanbu/dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh