DPRD Kota Banjarbaru mendesak Pertamina agar menambah kuota gas LPG, menyusul adanya keluhan masyarakat terkait kelangkaan dan tingginya harga gas bersubsidi di beberapa wilayah.
BANJARBARU,koranbanjar.net – Ketua Komisi II DPRD Banjarbaru, Syamsuri, mengungkapkan bahwa permintaan resmi telah disampaikan dalam rapat dengar pendapat yang digelar bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) serta pihak Pertamina.
“Kami meminta Pertamina menambah kuota LPG, karena kebutuhan masyarakat terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk di Banjarbaru,” kata Syamsuri, Sabtu (22/2/2025).
Dalam pertemuan yang juga dihadiri para agen dan pemilik pangkalan LPG, pihak Pertamina menyampaikan bahwa akan terjadi pengurangan kuota sebesar sekitar satu persen pada tahun 2025 dibandingkan 2024.
Syamsuri menyayangkan langkah tersebut, apalagi Banjarbaru kini telah menyandang status sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan, yang tentu berdampak pada lonjakan jumlah penduduk dan konsumsi energi rumah tangga.
“Pengurangan kuota ini justru bisa memicu kelangkaan dan membuat harga gas makin tidak terkendali, apalagi sekarang banyak pengecer yang kesulitan stok karena aturan pelarangan penjualan eceran,” ujarnya.
Ia juga menyoroti adanya praktik nakal oleh oknum agen dan pangkalan yang menjual LPG dengan harga tinggi. Hal ini, menurutnya, memperburuk kondisi di lapangan karena harga yang dibebankan kepada konsumen makin membengkak.
“Banyak agen menjual ke pangkalan dengan harga yang sudah tinggi, lalu pangkalan terpaksa menaikkan harga ke pengecer, dan akhirnya masyarakat yang menanggung dampaknya,” tegasnya.
DPRD Banjarbaru, lanjut Syamsuri, mendorong Pertamina menyalurkan LPG berdasarkan data penerima yang layak, terutama untuk warga kurang mampu, agar penyaluran subsidi bisa tepat sasaran. (maf/dya)