Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
DPRD Banjarbaru

Doa “Termahal” Dari Manusia Yang Mulia

Avatar
424
×

Doa “Termahal” Dari Manusia Yang Mulia

Sebarkan artikel ini

Oleh : Denny Setiawan (Dirut KoranBanjar.Net)

Mengutip pesan baginda Rasulullah Saw saat ditanya sahabat tentang bakti kepada kedua orangtua;

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari No. 5971 dan Muslim No. 2548)

Ini membuktikan, betapa besar dan beratnya peran seorang ibu terhadap anak-anaknya. Dia yang mengandung 9 bulan bak 9 tahun, dia bersusah payah melahirkan dengan pertaruhan nyawa, dia susui dan hilangkan rasa kantuk karena menjaga, dia cuci kotoran dengan tangan kiri tanpa menghiraukan dirinya dan dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan.

Andai memilih antara hidup dan mati di saat melahirkan, maka dia akan memilih dirinya untuk menjumpai kematian. Adakah makhluk yang paling hebat bagi seorang anak, selain ibu?

Begitu pula tatkala anak-anaknya menginjak dewasa, dia tak pernah berhenti mengkhawatirkan kehidupan anak-anaknya. Sedih dan susah seorang anak akan menjadi duka bagi dirinya. Bahagia dan senang seorang anak, juga akan menjadi kebahagiaannya. Kaki para ibu adalah syurga bagi para anak.

Bila ku sedih, ibuku adalah orang pertama yang menangis, bila ku senang, ibuku adalah orang pertama yang tersenyum. Tiada makhluk yang paling berharga dan mulia selain baginda Rasulullah di dunia ini, kecuali ibuku.

Doa itu datang di malam hari, tiada kado yang terindah dan termahal yang kuterima, melainkan doa dari orang yang paling mulia dalam hidupku. Doa dari ibuku…

“Selamat Ultah yang Ke 47”

Mudahan di umur yang ini, ke depannya lebih baik dari tahun kemarin.

Mama doakan, panjang umur penuh berokah, diberi kesehatan dipanjangkan umur yang barokah, diberi rezeki yang halal dan luas, Amiin Aamiin YRA.”

Kado Mama hanya Doa

Rangkaian kata yang lugas dan sederhana itu, bukanlah kalimat biasa. Kalimat yang menjadi bukti di hadapan Tuhan kelak, bahwa ibuku telah mengharap dengan doa. Tak kan ada yang mampu menebus doa ibuku dengan apapun.

Milad tidak lain isyarat tentang semakin dekatnya kematian. Bertambahnya usia justu semakin mendekatkan kepada liang lahad. Doa menjadi salah satu penenang jiwa, manakala bertambahnya usia. Apalagi itu datang dari orang yang mulia, ibu yang menjadi penerima mandat untuk memberikan syafaat dari Tuhan Semesta. Wallahu a’lam bishshawab.(*)

27 Agustus 1972 – 27 Agustus 2019

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh