TABUKAN, koranbanjar.net – Walaupun hampir setiap hari terjadi hujan di daerah Kabupaten Barito Kuala (Batola) dalam sepekan terakhir ini, seakan tak pandang musim, si jago merah secara tiba-tiba melahap habis dua buah rumah yang ditinggali dua bersaudara, Samsuri dan Fauzi, di Desa Karya Makmur Km 16 RT 3 Kecamatan Tabukan Kabupaten Batola, Rabu pagi (7/3).
Menurut Sukri, salah seorang warga setempat menceritakan kepada koranbanjar.net, ia pertama melihat asap mengepul dengan tingginya dari kilometer 20 sekitar pukul 08.45 Wita.
“Pada waktu itu saya sudah yakin bahwa asap pekat yang saya lihat itu berasal dari rumah yang tengah kebakaran, namun saya belum tahu kebakaran itu terjadi dimana,” tuturnya.
Sementara Samsuri, salah seorang pemilik rumah menceritakan, kedua rumah terbakar dalam kondisi kosong tidak ada orang. “Sebelum kejadian, saya dan istri sudah pergi ke sawah. Begitu juga dengan saudara saya Fauzi, ia dan istrinya juga sedang pergi ke sawah. Sedangkan semua anak-anak kami pergi ke sekolah,” katanya.
Walaupun begitu, pada awalnya Samsuri dan istrinya yang sedang berada di sawah sempat melihat kepulan asap begitu hebat. Karena posisi sumber asapnya persis di posisi rumahnya, Samsuri pun langsung pulang ke rumah untuk memastikan keadaan.
Namun, sebelum tiba di rumah, Samsuri sudah dapat memastikan bahwa kebakaran tersebut sedang menimpa rumahnya. Hal itu dipastikannya ketika ia melihat antena televisi Fauzi sudah tidak ada lagi.
“Pertama saya melihat kepulan asap dari sawah, saya tidak menyangka sama sekali kalau itu asap dari api yang sedang memakan rumah kami. Namun karena posisi keluarnya asap persis dari posisi rumah saya, saya pun lantas pulang ke rumah untuk memastikan sumber api itu. Setelah saya tiba di rumah, rumah saya sudah habis dimakan api,” bebernya kepada koranbanjar.net.
Sejumlah warga yang panik pun sempat mencoba berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun si jago merah tak dapat dibendung. Api padam dengan sendirinya setelah menghabiskan dua buah rumah Samsuri dan Fauzi.
Menurut Samsuri, kerugian yang dialaminya bersama keluarganya ditaksir sebesar 200 jutaan lebih. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab di rumah Samsuri dan Fauzi tersimpan berkarung-karung gabah.
“Kerugian yang paling terasa adalah gabah kami ikut hangus terbakar juga, padahal masih lumayan, ada sekitar 300 liter. Sedangkan millik Fauzi lebih banyak lagi, ada sekitar 1.600 liter gabah. Namun sebagiannya berhasil diselamatkan warga,” ujar Tati, istri Samsuri
Menurut Samsuri, hasil penyelidikan pihak kepolisian, diduga penyebab api berasal dari korsleting arus listrik dari rumahnya.
Pasca dua hari musibah kebakaran yang menimpa rumah Samsuri dan Fauzi, sesuai pantauan koranbanjar.net, Samsuri dan Fauzi tidur di tenda yang didirikan diantara puing-puing rumah. Tenda itu berasal dari bantuan Dinas Kesehatan Kabupaten Batola
“Untuk semetara saya dan saudara saya, Fauzi, tidur di tenda. Sedangkan anak dan istri kami menumpang tidur di rumah warga,” ujarnya.
Samsuri dan istrinya mengatakan, walaupun sudah ada bantuan yang cepat berupa pakaian dan makanan dari pihak dinas sosial, namun ia dan istrinya sangat mengharapkan bantuan berupa uang dari pemerintah terkait.
“Harapan kami agar pemerintah terkait memberikan bantuan dana agar kami dapat membangun rumah kami kembali,” harapnya. (dny/kie)