RIAM KANAN – Di saat hari libur Minggu, 24 Desember 2017, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan kembali melakukan aksi ekspedisi ke Kahung Kecil Desa Belangian, Riam Kanan Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar.
Bosan tak akan pernah terbesit dalam benak para rimbawan untuk menyelusuri satu persatu objek yang merupakan bagian dari 112 ribu hektare wilayah Tahura Sultan Adam.
Road Trip kali ini sangat berbeda dari perjalanan sebelumnya, karena Kepala Dinas Kehutanan Dr. Hanif Faisol Nurofiq yang didampingi Sekdin Rahmaddin MY hanya mengajak 30 orang bersama mitra polhut.
Saat di wawancarai, Hanif Faisol menyatakan bahwa Kahung Explore One Day ini merupakan kegiatan ekspedisi ke Kahung Kecil yang belum pernah atau jarang terjamah oleh masyarakat umum.
Karena selama melakukan perjalanan ke Kahung Kecil harus melalui hutan belantara dan harus merintis semak belukar. Rombongan ekspedisi hanya tediri dari tim kecil.
Saat melakukan perjalanan, tim menemukan banyak sekali flora dan fauna yang bisa dikatakan unik dan hampir punah, terdapat jenis jamur liar yang tumbuh pada permukaan hutan atau batang pohon yang mati karena tumbang.
Selain itu juga ada anggrek hutan khas Kalimantan yang juga tumbuh pada pohon-pohon tinggi membentang. Ada pula tumbuhan sarang semut yang tumbuh menempel pada pohon, tumbuhan sarang semut dari jenis Myrmecodia Tuberosa batangnya yang membesar menyerupai umbi ternyata menjadi salah satu obat herbal yang ampuh. ‘Umbi’ tumbuhan sarang semut sangat berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit secara alami dan aman.
Ke depan Kahung akan di-explore terus menerus, apalagi baru baru ini Prof.Dr.Thrishanta Nanayakkara, ICL dari Inggris juga sudah ke Kahung untuk menyiapkn project robotic system.
Saat ditanya tentang gangguan keamanan hutan, Hanif Faisol menyampaikan, Dinas Kehutanan sudah punya Masyarakat Mitra Polhut (MMP) yang dibentuk, sehingga tak perlu takut untuk berpetualang ke Lembah Kahung.
Rencana tahun 2018 Lembah Kahung akan menjadi Geopark Provinsi dan akan ada beberapa fasilitas yang diperbaiki, penambahan shelter untuk menuju shelter tiga/ shelter cemara. Jalur untuk para pendaki juga akan segera dimantapkan agar pendaki awam pun juga tetap bisa melakuan pendakian dan merasakan sensasinya Lembah Kahung.
“Perjalanan kita dengan melewati pegunungan pada samping air terjun Kahung Kecil, perjalanan harus melalui dua pegunungan yang tembus ke air terjun Kahung Besar sangat luar biasa. Hal ini dikarenakan menemukan berbagai jenis pohon Binuang dan pohon Belangiran. Selain itu terdapat pohon Meranti raksasa yang diameternya hampir sama dengan tiga pelukan orang dewasa.
Sekedar diketahui, Shorea adalah nama margaeranggotakan sekitar 194 spesies, terutama berupa pohon penghuni hutan tropika dari suku Dipterocarpaceae.
Di samping itu, pohon ini menghasilkan resin yang disebut damar dari berbagai kualitas ; salah satu yang terbaik kualitasnya adalah damar mata kucing. Damar terutama digunakan dalam industri pernis dan cat, serta untuk pengolahan kimiawi lainnya.
Beberapa spesies Shorea menghasilkan tengkawang, yakni buah meranti-merantian yang besar dan berlemak. Setelah disalai agar awet, biji tengkawang dikempa untuk mengeluarkan minyaknya yang berharga tinggi. Minyak tengkawang digunakan dalam industri kosmetika dan makanan.
Biji Shorea mengandung lemak yang lumayan (40-60 %) dan protein yang banyak (5-6 %). Dalam industri makanan, ia dipergunakan untuk menggantikan mentega coklat (cocoa butter). Selain itu pula, Shorea/tengkawang ini juga bahan untuk membuat sabun, dan obat-obatan. Diimpor ke Inggris, Belanda, dan Jepang dengan nama illipe nut.
“Harapan kita, semoga para pengunjung tetap menjaga kelastrian hutan dengan menjaga hutan dan tidak menulis atau merusak pohon yang ada.(humas dishut kalsel/sir)
#Ayo Adventure ke Kahung