Dalam aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM, beberapa anggota Dewan Kalimantan Selatan yang semula menghadapi para pengunjuk rasa dari Lingkar Studi Ilmu Sosial Kerakyatan (LSISK) Kalsel tiba-tiba ngeluyur tinggalkan begitu saja.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Pengamatan media ini di lokasi aksi di depan Kantor DPRD Kalsel di Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, Rabu (7/9/2022), anggota DPRD Kalsel dari Komisi III, Rosehan Noor Bahri dari Komisi II, Muhammad Yani Helmi sedang masih mendengarkan tuntutan dan aspirasi dari LSISK Kalsel terkait penolakan kenaikan harga BBM.
Dalam tanggapannya, Rosehan Noor Bahri sebagai juru bicara anggota DPRD Kalsel yang menghadapi masa pendemo mengungkapkan, semua aspirasi tuntutan penolakan kenaikan harga BBM akan dibawa atau difasilitasi ke Pemerintah Pusat pada 12 September 2022.
Mendengar hal itu, massa LSISK Kalsel sangat berterima kasih. Namun mereka belum merasa yakin terhadap janji wakil rakyat rumah banjar tersebut.
“Kami minta jaminan, apa konsekuensinya apabila pada tanggal itu (12 September) Dewan Kalsel ingkar janji” ucap salah satu juru bicara LSISK Kalsel berbadan gemuk.
Namun setelah ditanya dan didesak beberapa kali mengenai jaminan itu, tidak satupun wakil rakyat Kalsel yang duduk mendengarkan aspirasi LSISK Kalsel berani menjawab.
“Saya bukan pimpinan, kalau kalian percaya, kami akan masuk ke dalam melakukan interupsi menanyakan kepastian tanggal dua belas itu. Karena saat ini sedang rapat paripurna,” terang Roaehan.
Penjelasan Rosehan tidak mampu membuat LSISK Kalsel percaya begitu saja.
Sehingga mereka terus menerus mendesak meminta jaminan jika tanggal 12 tidak terlaksana, apa konsekuensinya.
“Saya mana bisa menentukan, saya hanyalah anggota, karena kami ada pimpinan, nanti kami sampaikan,” terangnya.
Baru saja ingin melanjutkan membacakan pernyataan sikap berupa tuntutan, tiba-tiba beberapa anggota Dewan Kalsel beserta dinas terkait Pemprov Kalsel beranjak berdiri hingga pergi meninggakan massa LSISK.
“Maaf kami harus menghadiri paripurna,” ucap Rosehan terburu-buru meninggalkan massa LSISK Kalsel di saat tuntutan belum selesai dibacakan.
“Jangan salahkan kalau wakil rakyat Kalsel kami cap sebagai penghianat rakyat, kami juga rakyat kalian, yang gaji kalian,” teriak salah satu orator.
Hingga beberapa saat setelah itu, massa LSISK Kalsel meninggalkan lokasi unjuk rasa sembari berkata, ingat, akan ada aksi susulan.(yon/sir)