Tak Berkategori  

Diabetes juga Mengancam Anak-anak, Cegah dengan Ini

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Ketua TP PKK Kota Banjarbaru Hj Ririen Nadjmi Adhani didampingi dr Nanang Miftah Fajari Sp PD-KEMD dan dr Indra W Himawan Sp A (K) menghadiri sekaligus membuka Acara Seminar Awam dan Talkshow World Diabetes Day 2018, di Aula Gawi Sabarataan Pemerintah Kota Banjarbaru, Minggu (11/11/2018)

Ketua TP PKK Kota Banjarbaru Hj Ririen Nadjmi Adhani menyampaikan, Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronik yang jumlah kasusnya terus mengalami peningkatan di seluruh dunia, termasuk di indonesia. Secara umum dikenal dua macam diabetes melitus yaitu diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus tipe 1 seringkali menyerang anak-anak dan remaja, sedangkan diabetes melitus tipe 2 seringkali menyerang usia dewasa lebih dari 40 tahun. Kini diabates bukan lagi menjadi musuh orang dewasa, melainkan juga anak anak.

“Diabetes melitus tipe 2, yang selama ini dianggap sebagai penyakit orang dewasa, mulai banyak didapatkan pada anak-anak dalam beberapa tahun terakhir,” ujarnya.

Hal ini dapat disebabkan oleh meningkatnya anak-anak yang lahir pada generasi milenial cenderung memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Menurut penelitian di Amerika Serikat diabetes melitus tipe 2 pada anak- anak bahkan kebanyakan mulai berkembang pada usia remaja, usia 10-20 tahun. Kasus ini meningkat 10 kali lipat antara tahun 1982-1994 di Amerika Serikat, dan merupakan 45% kasus baru diabetes melitus pada anak anak. Di Indonesia kejadian diabetes melitus tipe 2 pada anak anak ini juga mengalami peningkatan yang signifikan

“Data penelitian unit kerja koordinasi endokrinologi anak di seluruh Indonesia yang pernah dirilis Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan pada awal Maret 2012 misalnya menunjukan penyandang diabetes pada anak dan remaja di bawah 20 tahun tercatat 731 anak,” sebutnya.

Diabetes pada remaja terjadi kemungkinan disebabkan oleh gaya hidup dan masalah kesehatan. Faktor seperti genetik bisa meningkatkan risiko remaja mengidap diabetes, tetapi banyak gaya hidup tidak sehat yang menjadi masalah utama penyebab anak muda akhirnya memiliki diabetes. Kebanyakan kasus diabetes pada anak disebabkan karena masalah obesitas. Bila para orangtua tidak menyadari ancaman ini sejak dini, maka pengobatan bisa cenderung kurang efektif dan efesien.

“Beberapa faktor yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada remaja antara lain, kelebihan berat badan atau obesitas, menjalani gaya hidup tidak sehat seperti merokok, gemar mengonsumsi asupan manis dan makanan siap saji dan memiliki anggota keluarga dengan diabetes.Masalah pengelolaan anak dengan diabetes melitus tipe 2 umumnya lebih sulit dibandingkan pada orang dewasa,” jelasnya.

Dimana sebuah penelitian mengatakan bahwa penyakit diabetes lebih berkembang cepat pada remaja dibandingkan dengan orang dewasa atau orang lanjut usia. Diabetes melitus tipe 2 pada remaja, umumnya dengan cepat memunculkan komplikasi penyakit lainnya. Ada beberapa tindakan pencegahan yang bisa kita lakukan untuk mencegah diabetes melitus tipe 2 pada remaja, antara lain :mengajarkan pada anak untuk menerapkan gaya hidup sehat sedari dini. Mengatur pola makan yang sehat dan seimbang untuk anak dan keluarga serta tidak terlalu banyak mengkonsumsi gula.Menjelaskan pada anak bahwa bahaya junk food dan bahaya minuman bersoda, sehingga tidak boleh terlalu dikonsumsi. Bahkan lebih baik lagi untuk menghindarinya dengan mengganti menu tersebut dengan olahan rumah yang bervariasi dan sehat.

“Mengajak serta anak untuk rutin berolahraga. Orang tua harus tanggap untuk mengenali gejala diabetes sehingga, jika kemungkinan terjadi pada anak bisa segera dibawa ke petugas kesehatan untuk mendapat penanganan dan perawatan yang tepat,” ujarnya

Dengan diadakannya kegiatan ini tentunya Hj Ririen Nadjmi Adhani berharap dapat menggugah kesadaran masyarakat akan bahaya diabetes melitus serta dapat memberikan edukasi yang benar mengenai diabetes. Ikutilah seminar ini dengan seksama, dan tanyakan apa yang masih belum di pahami mengenai diabetes melitus secara terperinci dengan para narasumber kita.

“Semoga kita bersama-sama dapat menciptakan generasi penerus bangsa yang berkarakter, terdidik, sehat, mempunyai etos kerja tinggi dan berakhlak mulia berdasarkan nilai-nilai religius,” harapnya.(maf/humaspemkobjb/sir).