Kendati guyuran hujan karena demi piring nasi, tak surutkan ratusan sopir truk dan kaum ibu menuntut dibukanya police line di Km101 Kecamatan Tatakan Kabupaten Tapin, Senin (13/12/2021).
TAPIN,koranbanjar.net – Ratusan sopir truk angkutan batubara dan tongkang beserta ibu-ibu ini turun ke jalan menggelar aksi damai menyampaikan tuntutan tersebut.
Para sopir bersama keluarganya mengaku terpaksa turun ke jalan dan hanya mengemukakan satu tuntutan, supaya dibukanya jalan hauling untuk bisa bekerja lagi memenuhi kebutuhan keluarga.
Ditutupnya jalur angkutan batubara menyebabkan terhentinya aktivitas kerja dan berakibat tak bisa mencukupi nafkah keluarga.
Aksi damai hari ini merupakan rentetan aksi susulan yang belum adanya kepastian dibukanya jalan hauling sebagai sumber penghasilan pencarian nafkah mereka.
“Kami kena dampak menganggur dan tanpa penghasilan setelah tidak bekerja karena blokade jalan di Km 101,” cetus seorang sopir.
Penutupan jalan hauling terjadi sejak 27 November 2021 jalan underpass di Km 101 dengan diberinya garis polisi oleh Polda Kalimantan Selatan yang diikuti blokade jalan oleh PT Tapin Terminal Coal (TCT).
Blokade adalah imbas dari sengketa tanah antara PT Antang Gunung Meratus (AGM) dan TCT yang kini sedang bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Tapin. Namun, berdampak kepada para pekerja.
Adapun aksi damai dimulai dengan long march para pekerja di Jalan Ahmad Yani Km 101, lantas berorasi di jalan hauling yang dilakukan penutupan sambil membentangkan spanduk.
“Kami hanya satu permintaan, Pak. Buka jalan ini supaya kami bisa bekerja lagi dan menafkahi istri dan anak,” cetus Trubus Santoso, seorang orator.
Ia menegaskan tak peduli dengan sengketa yang terjadi antar perusahaan. Permsalahan blokade berawal sengketa dua korporasi dan itu berproses di pengadilan, tapi setidaknya tak mengorbankan para pekerja.
“Kami sekarang benar-benar menganggur. Ribuan pekerja dan keluarga memgalami kesulitan ekonomi tanpa ada kepastian, dengan adanya penutupan jalan,” kata Trubus.
Selain berorasi di jalan hauling yang ditutup, massa melakukan penutupan jalan nasional selama 15 menit.
Ketua Perwakilan Asosiasi Tongkang, H Safei mengutarakan police line dan blokade jalan berupa pemasangan portal yang dilakukan TCT telah membuat susah usaha dan keluarganya.
“Lantaran kami tidak dapat lagi beroperasi, bahkan tidak sanggup membayar pinjaman kepada pihak bank,” katanya. (dya)