Banyak desa di Kabupaten Banjar yang sudah terisolasi banjir, bahkan aliran listrik pun dipadamkan. Warga desa mulai kesulitan mendapatkan logistik, baik makanan maupun obat-obatan. Seperti yang dialami warga Desa Mali-Mali, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Sekitar 7 orang, warga setempat nekat menerobos banjir sejauh 2 kilometer lebih, untuk mengambil logistik berupa mie instan.
KARANG INTAN, koranbanjar.net – Sekitar 7 orang, warga Desa Mali-Mali, Kecamatan Karang Intan, terpaksa harus menerobis banjir dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 2 kilometer dari Desa Mali-Mali menuju Desa Karang Intan, tepatnya tak jauh dari Lapas Narkotika, Jumat (15/01/2021) sekitar pukul 15.00 wita.
Tujuan mereka mengambil bantuan, berupa mie instan sebanyak 20 dus dari kelompok sukarelawan banjir yang datang dari Martapura melalui Jalan Sungai Ulin, Kota Banjarbaru.
Informasi yang diperoleh koranbanjar.net di lokasi, beberapa desa di Kecamatan Karang Intan sudah mulai terisolasi, seperti Desa Pandak Daun, Lihung, Pasar Lama, Mali-Mali, Sungai Arfat, Lok Tangga, Jingah Habang, Sungai Alang dan sejumlah desa lainnya. Air telah merendam desa-desa tersebut dengan ketinggian yang bervariasi. “Dari Desa Mali-Mali sampai ke sini (Simpang Tiga antara Karang Intan – Sungai Alang) sudah terendam hingga sepinggang orang dewasa. Jadi kendaraan sudah tidak bias menerobos ke Mali-Mali dan sekitarnya,” ujar warga Desa Karang Intan, Ijai.
Bukan hanya terisolasi atau terkepung banjir, aliran listrik di wilayah Kecamatan Karang Intan pun sudah mulai dipadamkan sejak siang tadi. “Kalau tidak salah, mulai jam dua belas tadi lampu sudah padam,” ungkapnya.
Sementara itu, 7 orang, warga Desa Mali-Mali berjalan kaki menerobos banjir dari Desa Mali-Mali menuju simpang tiga Desa Karang Intan – Sungai Alang. Jarak Desa Mali-Mali menuju lokasi tersebut diperkirakan tak kurang dari 2 kilometer.
Lebih parah lagi, antara simpang 3 jalan Desa Karang Intan – Sungai Alang itu menuju lokasi pengambilan logistik dekat Lapas Narkotika (dibawa sukarelawan dari Martapura menggunakan pikap) jalan terendam air setinggi 1,5 meter. Sehingga mereka kesulitan menerobos banjir sambil membawa mie isntan.
Namun beruntung, di lokasi terdapat sebuah mobil evakuasi yang bersedia membawakan mie instan sebanyak 20 dus itu untuk menerobos banjir hingga menuju pertigaan Desa Mali-Mali – Sungai Alang. Kemudian dari simpang tiga jalan itu, warga Desa Mali-Mali mengangkut bantuan mie instan ke desa mereka.
“Insya Allah kami bisa saja mengangkut (mis instan) dengan pelampung ini. Sampai di sana (simpang tiga Desa Mali-Mali – Sungai Alang), kami bawa sama-sama,” ungkap warga Desa Mali-Mali, Ohan.(sir)