Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Kotabaru melakukan screening sebagai tindakan awal mengidentifikasi apakah ada unsur kesengajaan atau eksploitasi kepada anak.
KOTABARU, koranbanjar.net- Seperti halnya kekerasan fisik seksual, terutama anak-anak meminta uang, mulung dan berjualan di jalan-jalan.
Yansah Fauzi selaku Psikologi Sekolah Unit Pelayanan Perlindungan Anak dan Perempuan Pusat Pembelajaran Keluarga Kotabaru mengatakan, screening dilakukan sejak awal Maret 2021 sudah berjalan terus-menerus, karena tidak setiap hari ketemu anak-anaknya di jalan.
“Ketika kami menemukan anak-anak tersebut secara langsung discreening. Kemudian kami data anak tersebut lalu dibawa kepada orang tuanya,”kata dia, Jumat (23/4/2021).
Setelah itu sambung dia, pihaknya akan membikin konten kreatif yang berbentuk informasi kepada masyarakat agar mengetahui harus berbuat apa jika mendapati anjal (anak jalanan).
“Sampai sejauh ini lebih dari 10 anak yang sudah kami dapatkan dan kami dalami secara mendalam,”terangnya.
Yansah menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan lintas sektor untuk merencanakan upaya pembinaan utnuk keluarga anak.
“Ada beberapa ide misalnya orang tuanya diberikan pelatihan, anak mendapatkan rehabilitasi sosial agar bisa kembali ke lingkungan,” pungkas dia.(cah/sir)