Bupati Banjar, H. Khalilurrahman dinilai hanya bisa “janji doang” atau berjanji saja untuk memperhatikan para penyandang disabilitas, seperti yang dialami putri pasangan Madani dan Gusti Maysarah bernama Najwa Karima (13), warga Komplek Permata Bincau, Desa Bincau, Kecamatan Martapura. Pasalnya, janji yang pernah disampaikan untuk memberikan perhatian tak kunjung datang.
MARTAPURA, koranbanjar.net – Kesedihan cukup lama dialami pasangan Madani dan Gusti Maysarah, warga Komplek Permata Bincau, Desa Bincau, Kecamatan Martapura. Sekian lama mereka menanti perhatian Pemerintah Daerah yang pernah disampaikan Bupati Banjar, H. Khalilurrahman, kepada mereka. Namun sampai sekarang tidak ada kabar.
“Saya pernah menyampaikan kepada pak Bupati Banjar sekarang (H.Khalilurrahman), agar sekiranya dapat memberikan perhatian terhadap penyandang disabilitas, seperti anak kami. Waktu itu, Bupati pernah menyampaikan akan memberikan perhatian. Namun bertahun-tahun kami tunggu, sepertinya tidak ada perhatian sama sekali,” ungkap Madani sambil menahan tangis kepada koranbanjar.net, Sabtu siang (28/03/2020).
Dia menambahkan, perhatian yang diharapkannya adalah pemerintah daerah dapat memikirkan jalan keluar atau solusi bagi para peyandang disabilitas agar bisa mandiri. “Anak-anak disabilitas ini kan juga butuh hidup, butuh makan seperti warga lainnya. Mereka sekolah dasar, SMP, SMA hingga lulus, kemudian tentunya juga ingin bekerja menghidupi diri. Memang sebagian mereka ada yang mengalami cacat semisal tuna daksa, tetapi pemerintah tentunya bisa memberikan jalan keluar.
Oleh sebab itu, lanjut Madani, dia sangat berharap agar Pemerintah Kabupaten Banjar ke depan dapat memberikan jalan keluar, supaya para penyandang disabilitas juga mendapatkan kesempatan bekerja.
Sementara itu, Najwa Karima (13) merupakan anak pertama pasangan Madani dan Gusti Maysarah. Dia penyandang disabilitas, tidak mampu berdiri dan sulit berkomunikasi. Sekarang dia masih bersekolah di SLBN Indrasari, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, masih duduk di kelas 1 (sederajat Kelas 1 SMP).
Setiap hari dia ke sekolah diantar dan jemput ayahnya dengan menggunakan sepeda motor. Kondisi Najwa Karima yang lemah membuat Madani harus menggendongnya setiap waktu dalam berbagai keperluan. Antara lain, saat mau berdiri, naik dan turun dari sepeda motor saat mau ke sekolah maupun berbagai aktifitas sehari-hari lainnya.(sir)