KANDANGAN, koranbanjar.net – 90 persen kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kaupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) faktor ulah manusia. Rata-rata terjadi di lahan milik masyarakat yang tidak digunakan, jarang terjadi di lahan HGU milik perusahaan.
Kabut asap ringan setiap pagi dan sore selimuti wilayah HSS, bahkan Sabtu (14/9/2019) lalu di wilayah Daha kabut asap cukup parah, mengakibatkan jarak pandang tidak sampai 100 meter.
Sejak Agustus lalu, setiap hari terpantau hotspot (titik api) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Rata-rata terjadi di daerah rawa khususnya Kecamatan Daha Utara, Daha Selatan, Daha Barat dan Kalumpang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana, Kesatuan Bangsa dan Politik (BPB Kesbangpol) HSS Efran mengatakan, sejak awal September sampai hari ini, Senin (16/9/2019), lahan yang terbakar di Kabupaten HSS diperkirakan mencapai sekitar 160 hektare.
Selain faktor lahan HSS yang sangat luas dan cuaca kemarau, 90 persen Karhutla terindikasi disebabkan ulah manusia,” ujar Erfan kepada koranbanjar.net.
Kendati demikian, pihaknya tidak dapat mengetahui secara pasti apakah dilakukan secara sengaja atau tidak.
Efran mengatakan sejauh ini tidak pernah ada terjadi kebakaran di lahan perkebunan milik perusahaan. Diungkapkannya perusahaan perkebunan di HSS hanya ada dua, PT SLS dan PT SAM, dan menurutnya tidak ada lahan ber HGU milik mereka yang terbakar.
“Jadi tidak ada indikasi mereka juga ikut membuka lahan dengan membakar, malah mereka selalu siaga dengan menyiapkan peralatan antisipasi jika api menjalar ke lahannya,” ucapnya saat disinggung indikasi perusahaan ikut melakukan pembakaran lahan.
“Sebab bagi perusahaan sanksinya akan berat jika melanggar aturan lingkungan,” sambungnya.
Kasubbag Humas Polres HSS Iptu Gandhi Ranu Subekti saat dikonformasi mengatakan, sejauh ini jajaran Polres HSS belum ada mengamankan pelaku pembakar hutan dan lahan.
Dandim 1003 Kandangan Letkol Infanteri Suhardi Aji Sriwijayanto selaku Dansubsatgas Karhutla 03 mengatakan, mengantisipasi Karhutla yang juga menurutnya 90 persen disebabkan manusia, dengan selalu berparoli dan selalu menyiagakan Subsatgas Karhutla yang di HSS berjumlag 9 tim, serta memberikan sosialisasi pada masyarakat.
“Yang jelas pelaku pembakar akan kita tindak sesuai aturan dan hukum yang ada, agar semua sadar,” ujarnya Minggu kemarin. (yat/dra)