Kepala Dinas (Kadis) Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Syamsir Rahman menegaskan, ia siap mundur dari jabatan jika beras impor masuk Banua.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Hingga kini, rencana impor beras oleh pemerintah hingga satu juta ton masih menjadi kontroversi, karena terjadi pro dan kontra.
“Jika beras impor masuk Kalsel, saya siap mundur dari jabatan,” ungkapnya kepada koranbanjar.net, Sabtu (27/3/2021) melalui whatsapp.
Kata dia, pihaknya berada di pihak petani. Sebab, tiap tahun Kalsel selalu surplus beras. “Jika dipaksakan, maka akan menciderai petani,” lanjutnya.
Menurut Syamsir, sistem impor sangat menyakitkan petani. Kecuali, konsumsi sangat tinggi sementara produksi turun maka boleh impor. “Kalau sekarang produksi naik, sedangkan konsumsi sedikit,” cetusnya.
Ia menilai, rencana pemerintah ini untuk menjaga kestabilan harga tidak tepat. “Kalau gabah basah menjadi alasan tidak dibeli Bulog, kenapa tidak membantu petani dengan cara menjemur kembali jika kadar airnya tinggi,” jelasnya.
Ia mencurigai, adanya terjadi deal dengan luar negeri. Bahkan, sampai sekarang Bulog di pulau Jawa masih punya stok gabah sejak tahun 2017 yang belum didistribusikan.
“Kalau impor beras dilakukan, buat apa petani menanam padi. Jika petani merasa rugi menanam padi dan tidak menghasilkan keuntungan usaha. Mereka tidak mau menanam padi lagi,” tuturnya.
Ia meminta, hargai petani selaku pejuang pangan. Lebih baik berterima kasih dengan petani dalam negeri, dari pada dari luar negeri. “Siapa lagi yang mau menanam padi, memberi makan penduduk banua dan negeri ini,” tutupnya. (ykw)
