BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Sudah mulai memasuki semester kedua di tahun 2018 ini, namun sepertinya perkembangan penanaman modal di Banjarbaru belum mengalami peningkatan yang signifikan.
Ditemui kornabanjar.net di kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Banjarbaru, Kepala Bidang Penanaman Modal DPMTSP Kota Banjarbaru, Fathur Rahman mengatakan bahwa sejauh ini ada beberapa permohonan izin namun karena masih dalam masa transisi jadi terpaksa harus dipending (ditunda).
“Jadi ini masih masa transisi karena sekarang menggunakan perizinan online, dan kita masih bersosialisasi dengan penggunaan sistem ini, jadi kemungkinan nanti dibulan September baru semua bisa di proses” ungkapnya.
Fathur juga mengatakan bahwa sistem baru ini sebenarnya lebih praktis, karena tidak perlu tatap muka apabila si pemohon merupakan orang yang sibuk atau memiliki jadwal yang padat.
Pada kesempatan yang sama, Fathur juga menjelaskan terkait perizinan mengenai minimarket atau toko ritel modern yang dirasa sudah terlalu banyak ada di Banjarbaru ini, dan dikhawatirkan dapat mengganjal pemasaran UMKM di Kota Banjarbaru.
“Sudah sejak lama bahkan sejak pada masa Walikota sebelumnya telah diberikan kuota untuk kedua minimarket terkemuka tersebut di Banjarbaru. Kami membatasi untuk jumlah kedua merek minimarket di Banjarbaru ini, yaitu sebanyak kurang lebih 60 buah masing-masingnya, supaya UMKM di Banjarbaru dapat berkembang, dan juga atas perintah dari Pak Walikota Banjarbaru, H. Nadjmi Adhani agar UMKM bisa bersaing,” terangnya.
Sedangkan, lanjutnya, untuk kalkulasi presentase kenaikan jumlah penanam modal semester kedua ini juga belum fix (belum tetap atau belum pasti), karena harus dicek ulang di berbagai aspek. Jadi, belum bisa dipastikan berapa presentase kenaikan yang terjadi semester ini.
“Belum bisa dipastikan angka atau presentasenya mas, kemungkinan nanti pas rekap akhir semester dua ini baru bisa diinformasikan, sembari menunggu sistem baru berjalan,” tutupnya.(ren/ana)