Pemimpin Redaksi koranbanjar.net, Denny Setiawan dan Redaktur Pelaksana koranbanjar.net, Hairiyadi diminta Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Achmad Yani (Uvaya, sekarang UAY) Banjarmasin untuk menjadi narasumber dalam kegiatan Seminar Kepemudaan dan Workshop Jurnalistik, Minggu (31/10/2021) di kampus II di Loktabat Kota Banjarbaru.
BANJARBARU,koranbanjar.net – Selain Pemimpin Redaksi dan Redel koranbanjar.net tersebut sebagai narasumber, hadir pula Kepala Bidang Pemuda Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Porabudpar) Kota Banjarbaru Abdurrahman SPd MPd selaku narasumber.
Kegiatan ilmiah dalam rangkaian memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93 Tahun 2021, BEM Fakultas Hukum Universitas Achmad Yani Banjarmasin menyelenggarakan kegiatan Seminar Kepemudaan, dengan tema “Peran Pemerintah Kota Banjarbaru dalam Mewujudkan Generasi Milenial Cerdas Bermedia Sosial dan Perangi Hoax.”
Nampak hadir Rektor Universitas Achmad Yani Banjarmasin Dr Ir Hastirullah Fitrah MP, Dekan Fakultas Hukum Universitas Achmad Yani Banjarmasin Masrudi Muchtar SH MH, para peserta dari berbagai perguruan tinggi.
Ketua BEM Fakultas Hukum Universitas Achmad Yani Banjarmasin Andi Wiranto mengatakan, kegiatan ini bertujuan agar pemuda atau mahasiswa Banjarbaru dan Banjarmasin menjadi ujung tombak untuk menerangi isu hoax di kalangan anak muda.
“Karena dengan mudahnya isu-isu hoaks muncul di media sosial dan masuk ke kalangan pelajar sehingga mudah mempropagandakan mahasiswa, jadi kami ingin para pemuda menjadi tameng dalam mengantisipasi masuknya hoax yang akan menghancurkan generasi muda,” tuturnya.
Kepala Bidang Pemuda Disporabudpar Kota Banjarbaru Abdurrahman menyampaikan, dalam merawat semangat Sumpah Pemuda dibutuhkan semangat juang generasi muda yang tangguh dan memiliki sifat sadar.
Bahwa manusia diberi akal dan kesadaran untuk terus berinovasi, dan selalu berpikir kritis dalam menghadapi berbagai tantangan sebagai anak bangsa.
Untuk peningkatan kapasitas pemuda dalam iman dan takwa, ia mengatakan akan mengadakan program seperti penyelenggaraan pelatihan memandikan jenazah, mengkafani juga menyalatkan jenazah, terutama bagi pemuda-pemuda yang bermasalah.
Kata dia, ada sekitar 370an pemuda bermasalah di kabupaten dan kota yang mengikuti program tersebut, dan sudah berkurang cukup banyak.
“Itulah sebabnya kabupaten kota perlu mengadakan pelatihan khususnya untuk pemuda yang bermasalah agar menambah pengetahuan mereka,” tuturnya.
Narasumber lainnya, Pimpinan Umum koranbanjar.net Denny Setiawan memaparkan materi tentang Cara Sederhana Menganalisa Postingan yang Benar Pahami Cara Utuh, Agar Tidak Gagal Paham.
Denny mengatakan, saat ini tiap orang sangat mudah mengakses internet, bahkan anak kecil pun sudah bisa berselancar di dunia maya.
Begitu pula di media sosial, siapa saja bisa melakukan aktivitas di Instagram, Facebook, Tik tok, YouTube, Twitter, mulai dari sekadar iseng, berinteraksi, curhat, serius, bahkan sampai melakukan penipuan.
“Karena pengguna media sosial tidak semuanya cerdas, namun tidak semuanya pula yang bodoh. Dengan istilah-istilah sederhana, tentu akan lebih mudah diserap dan dipahami para pengguna media sosial,” tuturnya.
Denny berujar, cukup dengan modal yang namanya android dan kuota, mereka bisa melakukan posting apa saja pada laman media publik mereka sendiri.
Ia membayangkan, ketika menjadi seorang reporter di sebuah media publik, baik di media televisi maupun media cetak, itu tidak gampang. Semua butuh seleksi reporter harus melewati masa training agar bisa menayangkan tulisan atau hasil rekaman video di lapangan.
“Berbeda dengan sekarang siapa saja bisa membagikan isu-isu hanya bermodalkan akun medsos masing-masing,” ucapnya.
Kata dia, kalau foto-foto yang berdarah masih disensor kalau di Facebook, tetapi yang lainnya tak satupun yang disensor. Jadi, ini adalah problem pertama harus diatasi pihak-pihak berwenang agar tidak semua konten bisa di laman-laman media sosial.
“Kalau berbicara undang-undang pers, kaidah jurnalistik, saya pastikan setiap hari ada ratusan pengguna media sosial yang masuk penjara karena menayangkan konten-konten melanggar kode etik jurnalis,” ucapnya.
Redaktur Pelaksana koranbanjar.net Hairiyadi alias Iday Ranban menyampaikan materi tentang Proses Kerja Jurnalistik.
Adapun, dasar-dasar jurnalistik maupun rumus dalam penulisan diterangkan secara singkat dan jelas. Begitu juga pentingnya peralatan oleh wartawan seperti alat tulis, alat perekam, dan handphone.
Sebelum ke lapangan wartawan harus menyiapkan dan menguasai materi seperti pertanyaan yang akan diajukan.
“Paling tidak wartawan itu harus menguasai materi dan mengenal profil singkat narasumber. Walaupun tau materi tetap harus ditanyakan seolah-olah tidak tau,” tuturnya.
Kemudian, tata cara penulisan jurnalis harus diperhatikan jangan salah menuliskan kalimat, nama suatu instansi, juga perhatian terhadap penempatan tanda baca seperti titik dan koma.
Kuasai materi dan ketahui latar belakang narasumber, agar lebih akrab ketika melakukan wawancara, dan mengajukan pertanyaan yang singkat juga jelas.
“Wartawan ketika melakukan wawancara harus memiliki etika, alangkah baiknya perkenalkan diri terlebih dahulu sebelum mengajukan wawancara dan miliki kontak narasumber sebelum menemui,” ucapnya.
Dalam penulisan berita biasanya judul perlu diperhatikan, karena judul sangat berpengaruh menarik perhatian pembaca untuk membuka dan share berita.
Lalu, di dalam lead setidaknya terwakili rumus dalam pemberitaan, yakni 5W + 1H.
“Jangan pernah menganggap pembaca itu sudah tau dengan pemberitaan kita buat, karena pembaca itu akan mengevaluasi dan membanding media lain, mana berita lebih lengkap, kredibel, menarik dan lainnya,” tutur dia. (jwt/dya)