Baru aja selesai pengerjaan tahap satu Jembatan Kembar, di Jalan Tembus Mantuil, Kecamatan Banjarmasin Selatan, sempat dijadikan stand pedagang untuk berjualan barang pecah belah.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Dari pantauan media ini secara langsung, di lokasi jembatan yang berada di Kelurahan Kelayan Selatan itu, Selasa, (30/1/2024) puluhan kendaraan roda dua parkir di badan jalan jembatan tersebut.
Banyak para ibu ada yang sekedar bertanya dan tawar menawar hingga membeli barang obralan pecah belah seharga 6 ribuan untuk semua jenis barang berbahan plastik itu.
Sementara diketahui Jembatan Kembar ini belum rampung karena masih ada pengerjaan tahap dua.
Denny, pedagang barang obrolan pecah belah kepada koranbanjar.net mengaku sudah tiga hari berjualan di badan jalan jembatan yang aspalnya masih baru itu
“Sudah tiga hari mas berjualan di sini,” akunya.
Lanjut pria asal Padang Sumatera Barat ini, dirinya juga menyampaikan kalau sudah ditegur oleh pihak kelurahan setempat karena dilarang berjualan di badan jalan jembatan ini.
“Sudah ditegur Pak Lurah mas, katanya tidak boleh berjualan di sini,” ujarnya sembari tertawa kecil.
Silih berganti para pembeli yang notabene kebanyakan para ibu rumah tangga ini, datang membeli barang obralan pecah belah hingga ada yang memborong karena harganya yang murah.
Seperti diketahui Sekretaris Dinas PUPR Kota Banjarmasin Thomas Sigit Mugiarto mengemukakan, pembangunan jembatan kembar ini baru tahap pertama dengan pagu anggaran Rp15 miliar dan sudah 90 persen hampir selesai.
Namun katanya jembatan lama masih difungsikan untuk arus lalu lintas selama pembangunan jembatan, karena tidak ada pengalihan arus lalu lintas.
Setelah dianggarkan kembali baru jembatan lama itu akan dibongkar untuk pembangunan selanjutnya atau tahap dua. Akan tetapi realisasinya masih menunggu kemampuan keuangan daerah cukup, dan sesuai skala prioritas.
Terkait pembebasan lahan di kawasan pembangunan jembatan, yakni dari RS Sultan Suriansyah sampai perempatan jalan proyek pembangunan jembatan kembar yang belum dilaksanakan.
Sigit mengungkapkan masih belum terealisasi, meskipun sudah ada kesepakatan nilai ganti untung sebelumnya antara pihak Pemko Banjarmasin dengan warga pemilik tanah dan bangunan.
“Karena terbatasnya anggaran maka biaya pembebasan lahan akan kembali diusulkan di anggaran perubahan sekitar 16 miliar rupiah,” ungkapnya kala itu.
(yon/rth)