Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Banjarbaru Urutan Pertama dalam Melaksanakan Imunisasi MR

Avatar
371
×

Banjarbaru Urutan Pertama dalam Melaksanakan Imunisasi MR

Sebarkan artikel ini

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET –Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru mencatat, sekarang Kota Banjarbaru menempati urutan pertama se Kalimantan Selatan untuk pemesatan Imunisasi MR sepanjang tahun 2018.  Sedangkan penyakit yang paling banyak meningkat di tahun 2018 adalah Suspect Difteri (Gejala) dan DBD.

MR adalah vaksin Measles (M) dan Rubela (R), pengganti vaksin MMR yang sudah menghilang di pasaran. Vaksin ini diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit yang disebabkan virus campak dan rubella (campak Jerman).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Berdasarkan data dari Dinkes Kota Banjarbaru, Oktober 2018 lalu, Walikota Banjarbaru sudah mengumpulkan seluruh Kepala Sekolah Negeri maupun swasta, untuk memberikan dukungan pelaksanaan vaksin MR. Program pemerintah imunisasi MR ini mulai dari usia 9 bulan sampai 15 tahun. Target Kota Banjarbaru 100 %, bahkan kalau bisa ke nasional, minimal 95%.

Dampak jika tidak mengikuti imunisasi seperti campak kekebalan imunitas menurun, Measles dan Rubella tiap tahun dan bulan, akan terjadi penularan melalui percikan ludah.

“Mulai dari awal Agustus 2018 kita sudah digencarkan dengan isu halal dan haram, sehingga kepercayaan masyarakat menurun. Tetapi berkat bantuan semua pihak mengenai isu vaksin semua sampai saat ini bisa berjalan dengan lancar. Isu itu beredar dan tidak diterima masyarakat karena kemarin belum ada keputusan MUI,” ucap Sekretaris Dinkes kota Banjarbaru, H. Abu Hanif, Kamis (3/1/2019).

“Kami upayakan pertama melalui pendekatan, selain puskesmas sendiri melakukan sosialisasi kami juga datang dengan tim bersama MUI, kemenag dan diknas ke institusi, seperti pondok pesantren yang mempunyai santri. Tetapi bukan hanya itu saja, di sekolah lain juga kami datangi. Bahkan secara institusi tidak menolak artinya mempersilakan untuk melaksanakan, tetapi keputusan tetap di tangan orang tua, sehingga apabila tidak ada, bukan berarti institusinya yang tidak mau tetapi santrinya,” jelasnya.

Bagi santri yang mau bisa ke puskesmas, tetapi jika tidak mau tidak bisa dipaksakan. “Di sana kami juga melaksanakan sosialisasi, imunasi seperti pondok pesantren, Al Falah dan Darul Ilmi dan sekolah yang lainnya,” tambahnya Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes kota Banjarbaru, Dewi Mustika.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit  untuk program kerja tahun 2019 di Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru masih terus dilakukan, untuk peningkatan penyakit paling banyak di tahun 2018 yaitu Suspect Difteri (gejala) dan DBD penyebabnya dikarenakan musim hujan, tetapi sampai saat ini sudah bisa diatasi. (mj-029/sir)

 

 

 

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh