MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Kawasan Sekumpul merupakan ikonnya kota Martapura dan pusatnya wisata riligius di Kabupaten Banjar. Sudah saatnya Sekumpul ditata sedemikian rupa, terlebih soal banjir yang selalu ‘menghantui’.
Dalam hal ini, Pemkab Banjar begitu serius menyiapkan perencanaan penataan drainase agar tidak ada lagi genangan air di Jalan Sekumpul saat hujan, apalagi tiap tahunnya ketinggian genangan air makin meningkat.
Namun, perencanaan penataan drainase tersebut tidak akan terealisasi tanpa dukungan masyarakat Sekumpul. Untuk menyatukan tujuan tersebut, Pemkab Banjar melalui Dinas PUPR Banjar membuka Forum Konsulitasi Publik Perencanaan Detail Engineering Design (DED) Rivitalisasi Sistem Jaringan Saluran Drainase Kawasan Sekumpul, Jumat (21/12/2018) malam.
Bertempat di Aula Mahabbah Komplek Ar-Raudhah Sekumpu, rapat tersebut dihadiri langsung Bupati Banjar KH Khalilurrahman, didampingi Kadis Kominfo, Statistik dan Persandian Banjar, Kadis Kesehatan Banjar, Camat Martapura Kota, Lurah Sekumpul dan perwakilan Polres Banjar.
Kadis PUPR Banjar H Mokhamad Hilman mengatakan, Pemkab Banjar bersungguh-sungguh ingin mengatasi banjir di kawasan Sekumpul dengan memulai perencanaan yang matang.
Setelah melalui berbagai perhitungan dan banyak alternatif untuk menyusun Detail Engineering Design, muncul lah desain terbaik, yakni adanya pelebaran drainase dan jalan total 13 meter. Untuk jalan 7 meter sementara drainase 6 meter yakni 3 meter kiri dan kanan.
“Sebenarnya Jalan Sekumpul ini yang i dealnya adalah 20 meter, namun hal itu tidak memungkinkan. Setelah sekian banyak perhitungan dan alternatif serta fakta di lapangan, paling tidak ada pelebaran 13 meter. Ini adalah alternatif yang ke 11 dari hasil aplikasi komputerisasi,” papar Hilman.
Hilman menegaskan, hasil akhir tersebut sudah minimalis dan jika dikurangi maka rencana mengatasi genangan air tidak akan berjalan sesuai harapan. Oleh karena itu sumbangan 3 meter tanah warga Sekumpul sangat menentukan keberhasilan proyek tersebut guna kemaslahatan bersama.
“Intinya kita ingin kawasan Sekumpul benar-benar menjadi ikonnya Martapura. Dengan keberadaan kubah Guru Sekumpul dan pada saat haul didatangi seluruh penjuru, kita ingin kala orang datang ke Sekumpul membayangkan martapura itu seperti ini. Karena itulah perlu kita atasi seperti genangan air ini dan bagaimana sistem lalu lintasnya. Di musim kemarau saja genangan air sudah lumayan saat hujan,” jelas magister teknik jebolan ITS Surabaya ini.
Perencanaan ini, lanjutnya, tidak menjadi kertas-kertas tumpukan di meja tetapi akan diwujudkan ke depannya. “Perencanaan ini yang paling ideal, bukan hanya sebuah khayalan tapi yang paling memungkinkan untuk diwujudkan,” jelas Hilman.
Karena itulah, tambahnya, di Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Sekumpul dimasukan sebagai kawasan strategis. “Di RDTR (Rencana Detil Tata Ruang) nanti kita detailkan bagaimana kawasan ini sehingga akhirnya kita tata kawasan ini RTBL (Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan)-nya. Karena, frinsip drainase yang kita anut ini kita berupaya untuk menyalurkan air sedikit saja ke drainase, dan air yang sebanyak-banyaknya itu akan kita tahan di beberapa titik dan diresapkan ke dalam tanah secara alami,” imbuhnya.
Hilman berharap, dengan kesepakatan partisipasi masyarakat pada rapat tadi akan segera cepat dilaksanakan rencana tersebut. “Di tahun ini (2018) kita selesaikan perencanaannya, di 2019 persiapan dan kita menyapkan daerah hilirnya di Tanjung Rema, karena debit air Sekumpul disumbangkan ke Tanjung Rema, makanya mulai pengerjaan fisiknya di Tanjung Rema baru sambil persiapan di Sekumpul, jadi schedule-nya demikian,” pungkas Hilman. (dra)