Antisipasi Krisis Air, 30 Titik Ditargetkan Pembuatan Sumur Bor di Kotabaru

Plt Dirut PDAM Kotabaru, Basuki. (Sumber foto: Istimewa)

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kotabaru menargetkan 30 titik pembuatan sumur bor di Kecamatan Pulaulaut Utara dan Pulaulaut Sigam, Kotabaru, Kalimantan Selatan (Kalsel).

KOTABARU, koranbanjat.net – Dari 30 titik lokasi yang direncanakan itu, sudah ada tiga titik sumur bor yang selesai dikerjakan, tepatnya di wilayah Kemuning, Kecamatan Pulaulaut Sigam.

Pembuatan sumur bor ini merupakan salah satu upaya mengantisipasi krisis air yang kerap terjadi di musim kemarau.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PDAM Kotabaru, Basuki.

Ia mengatakan, saat ini pembuatan sumur bor menuju titik keempat namun masih di sekitar lokasi. Sesuai perkiraan BMKG, Agustus memasuki musim kemarau.

“Sumber air sumur bor nanti bisa dimanfaatkan masyarakat dengan difasililitasi PDAM dan wilayah yang tidak ada permukiman,” ujarnya, Kamis (26/8/2021).

Ia menambahkan, hal itu berbeda dengan sumur bor yang dibuat di wilayah permukiman, bisa difasilitasi desa atau RT untuk dikelola. Dibuatkan operasional diserahkan ke desa, RT atau wilayah.

“Hanya saja, belum pernah dilakukan kajian satu sumur bisa melayani berapa kepala keluarga. Tapi uji coba dilakukan, beberapa jam air dipompa sumber air terus ada,” terangnya.

Ia menuturkan, berapa kapasitas sumber air dalam satu sumur, belum pernah dilakukan. Tentu dengan estimasi biaya satu sumur, jika dikerjakan pihak ketiga senilai Rp 35 juta.

Namun, karena menggunakan mesin dan tenaga teknis dari BPBD, maka biaya bisa dianggarkan hanya Rp 25 juta per sumur bor.

“Untuk itu, dikerjakan swakelola untuk meminjam alat dan membayar tukang atau tenaga teknisnya dari BPBD,” ucapnya.

Disinggung apakah air sumur layak untuk dikonsumsi sebagai minum. Basuki menegaskan, air layak konsumsi memang ada prosedurnya. Tapi, pembuatan sumur bor bukan yang untuk dijual oleh PDAM.

“Sebab, air yang dijual PDAM harus layak atau habis diolah. Nah sedangkan itu, sumur bor yang airnya tidak diolah karena sifatnya semacam bantuan saja. Dalam rangka mengantasi musim kemarau, tapi kualitas tetap di periksa di laboratorium,” pungkasnya.(cah/ykw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *