BANJARBARU,KORANBANJAR.NET – Serius dan santai. Ya, begitulah suasana yang tampak saat 18 personel Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Dalkarhutla) Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) dibekali bimbingan teknis (bimtek) oleh Eko Djatmiko, Kepala Seksi Kebakaran Hutan dan Lahan (Kasi Karhutla), Bidang Perlindungan, Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (PKSDAE), Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan, di gazebo utama areal Miniatur Hutan Hujan Tropika (MH2T) di kawasan perkantoran Pemprov Kalsel di Banjarbaru, baru-baru tadi.
Alhasil, diketahui tak semua peserta mahir menanggulangi karhutla dan menguasai penggunaan alat pemadam kebakaran. Sehingga berbagai pertanyaan tercetus dari peserta bimbingan teknis ini. Semisal, personel Dalkarhutla dari persemaian, Ifit, melontarkan pertanyaan bagaimana cara mengoperasikan jet shooter dan kepyok, alat pemadam kebakaran yang terlihat asing baginya. “Jangankan memegang, melihat saja baru kali ini,” cetus Ifit sembari tersenyum.
Beda dengan Ifit, lain pula Khairul, tenaga harian yang mengoperasikan traktor di areal MH2T. Ia memang tak asing dengan sesuatu yang berbau mekanis, namun yang ia pertanyakan, bagaimana penanganan pertama terhadap bahaya api ini. “Bilamana terpantau api, apa yang terlebih dahulu kami lakukan?” tanyanya.
Eko, sapaan Kasi Karhutla, dibantu regu Dalkarhutla Dishut Kalsel mengawali dengan pengenalan dan penjelasan beberapa jenis peralatan kebakaran dan fungsinya. Personal use seperti helm safety dan life jacket, menjadi standar utama personel Dalkarhutla.
Menjawab ketidak-tahuan Ifit, ia langsung mempraktikkan cara penggunaan alat-alat pemadam kebakaran, seperti jet shooter dan kepyok. Tak lupa, ia berikan tips penanganan awal bahaya kebakaran. “Yang terpenting jangan panik. Segera kontak dengan posko induk Dalkarhutla Dinas Kehutanan Kalsel. Sembari menunggu bantuan, lakukan pemadaman dengan alat semampunya. Dilarang melakukan tindakan yang membahayakan diri personel,” tuturnya.
Ditambahkan Eko, kerjasama dan komunikasi dengan masyarakat di sekitar lokasi MH2T sangat penting dibangun. Tujuannya agar informasi kebakaran dapat tersampaikan dengan cepat. “Semakin cepat antisipasi, kebakaran bisa dapat kita tanggulangi dengan cepat pula,” ujar sosok yang friendly ini.
Para peserta bimtek, kemudian antusias melakukan praktik penggunaan alat pemadam. Memang, karena awal, ekspresi kekakuan masih tampak di raut wajah peserta. Namun, seiring penjelasan Eko dan peragaan alat oleh regu Dalkarhutla Dishut Kalsel, hal ini lambat laun berlangsung sirna.
Dukungan peralatan radio dengan frekuensinya dan nomor telepon selular, juga disiapkan untuk operasional lapangan regu ini nantinya. Sebagaimana disampaikan Paidil, Manajer Persemaian, saat pembentukan regu Dalkarhut BPTH, Sabtu (25/5) lalu. “Koneksi dengan posko induk, termasuk pemasangan CCTV dan pembangunan menara pantau, mekanisme sambil kita atur kemudian,” tuturnya.
Turut hadir pada bimtek itu, Ainun Jariah, Kepala BPTH. Dalam arahannya, ia meminta kepada seluruh anggota regu Dalkarhutla BPTH yang baru dibentuk agar menjaga dengan baik wilayah MH2T dan persemaian dari bahaya api.
“Kru persemaian dan MH2T harus padu dalam satu nama, yaitu BPTH. Bersama kita jaga tanaman agar terhindar dari bahaya kebakaran. Karena kita telah susah payah berusaha, bahkan berjuang, demi terciptanya miniatur hutan di tengah kota Banjarbaru ini,” tandasnya.
Menurut Ainun, MH2T dan persemaian adalah salah satu karya terbaik dan kebanggaan Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor. “Karenanya,