Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Kriminal & Peristiwa

Andin: Pasar Tradisional Potensi Paling Besar di Kabupaten Banjar

Avatar
712
×

Andin: Pasar Tradisional Potensi Paling Besar di Kabupaten Banjar

Sebarkan artikel ini

Di tengah serbuan pasar modern, pasar tradisional tetap menjadi prioritas perhatian bagi kandidat Bupati Banjar DR Andin Sofyanoor SH MH. Pasar tradisional menurut dia adalah potensi paling besar di Kabupaten Banjar, untuk dibenahi dan dikembangkan.

BANJAR,koranbanjar.net – Pilihan belanja sekarang ini tidak hanya di pasar tradisional namun muncul pasar modern, yang merambah hingga ke kecamatan-kecamatan.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Kompetisi kedua pasar yang memiliki segmen tersendiri, bagi Andin, harus dipisahkan atau tidak bercampur. Setidaknya mempunyai jarak tempat, antara pasar tradisional dan pasar modern.

“Pasar tradisional itu adalah karakteristik orang Banjar. Tapi, bukan berarti dengan pasar tradisional, kita tidak merasa nyaman berbelanja,” kata Andin, yang sarat pengalaman dan pernah mengalami sebagai pedagang tradisional.

Pasar tradisional, sambung dia, tetap memperhatikan kebersihan, mengutamakan bagaimana rasa nyaman berbelanja antara pedagang dan konsumen tercipta kenyamanan.

Pasar tradisional itu hanya sebutan nama. Pertama, ciri khasnya ada tawar menawar, ada transaksi komunikasi yang terjadi.

Kedua, pasar tradisional adalah pasar yang kita bisa berhadapanlangsung pembeli dan barang.

Andin Sofyanoor (jongkok) berada di kawasan pasar tradisional Martapura. (Foto: Kawal Andin untuk koranbanjar.net)
Andin Sofyanoor (jongkok) berada di kawasan pasar tradisional Martapura. (Foto: Kawal Andin untuk koranbanjar.net)

“Pasar tradisional adalah pasar paling potensial di Kabupaten Banjar,” ucap kandidat Bupati Banjar 2020-2024.

Ia menyatakan bersama dengan kandidat wakil bupati Banjar KH Muhammad Syarif Busthomi sudah  mempersiapkan konsep dan banyak gagasan untuk  kemajuan pasar tradisional.

Hal menjadi perhatian, katanya, kita harus membenahi infrastruktur pasar tradisional, lalu bagaimana stabilkan harga di pasar.

“Sehingga konsumen tidak diragukan dan pedagang menjualnya tidak akan kerugian,” imbuh Andin.

Bagaimana pasar modern? Kalau pasar modern, mau tidak mau dengan semakin berkembangnya jaman dan semakin bertambah penduduk, muncul interaksi, muncul sebuah keinginan dari pedagang pasar besar, mendroping barang ke market-market atau pasar modern.

Yaitu, memang menjadi sebuah keniscayaan keberadaan pasar modern. Tapi, pemerintah selaku government memiliki otoritas mengatur pasar tradisional dan pasar modern.

Tidak menggabungkan keduanya dalam satu tempat atau memisahkan keduanya tidak dalam kondisi berdekatan.

“Pasar modern ditempatkan di tengah pasar tradisional, itu membunuh pasar tradisional,” tegasnya.

Sebab, antara pasar modern dan pasar tradisional telah ada mempunyai segmen pasar masing-masing. Pasar modern bisa ditempatkan di sekitar lingkungan komplek perumahan.

“Misal, tidak ada pasar tradisional dalam radius satu kilometer dari pasar modern,” katanya, Minggu (20/9/2020). (dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh