Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjarmasin

Ambin Demokrasi: Caleg Dimodali Parpol Hanya Sebagai Pelengkap, Bak Caleg Eceng Gondok

Avatar
303
×

Ambin Demokrasi: Caleg Dimodali Parpol Hanya Sebagai Pelengkap, Bak Caleg Eceng Gondok

Sebarkan artikel ini
Forum Diskusi Politik, Ambin Demokrasi di Rumah Alam Banjarmasin. Jumat (9/5/2023) (Foto: koranbanjar.net)

Forum diskusi politik Ambin Demokrasi menilai seorang Calon Legislatif (Caleg) dipilih dan dimodali oleh partai politik hanya sebagai pelengkap atau penggembira saja.

BANJARMASIN, koranbanjar.net –
Salah satu anggota Ambin Demokrasi, Noorhalis Majid melalui media ini di Rumah Alam Banjarmasin tempat Ambin Demokrasi, Jumat (9/5/2023) menyebut Caleg seperti itu adalah “Caleg Eceng Gondok”

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Atau dalam bahasa banjar disebut Caleg “Mailung Larut” tidak ada upaya apapun dilakukan, selain mengikuti arus,” ucap Budayawan dan Pakar Bahasa Banjar ini.

Dikatakannya, apakah semua caleg yang diajukan parpol benar-benar serius ingin jadi caleg? Atau sekedar masuk, ditawari dan bahkan dimodali parpol ikut dalam daftar caleg?

“Sekedar mengadu nasib, bahkan iseng bila terpilih alhamdulillah, gagal pun tidak mengapa,” ujarnya.

Atau jangan-jangan hanya sebagian saja serius menjadi caleg. Serius dimaksud, dimulai dari niat tertanam dalam hati, dilanjutkan dengan perencanaan, lalu menyusun langkah strategi, membentuk tim kerja, mempersiapkan program dan kegiatan,

“Setelah itu melakukan berbagai upaya yang terukur. Sederhananya mungkin demikian dimaksud serius,” katanya.

“Bila setelah melengkapi berkas dan mendaftar, tidak ada strategi dan langkah apapun dilakukan, boleh dikatakan tidak serius,” sambungnya.

Apalagi saat melengkapi berkas adminsitratif memerlukan waktu, tenaga dan dana, ternyata semua diurus dan dibiayai parpol, bisa dipastikan caleg tersebut hanya menjadi penggembira saja, pelengkap daftar caleg yang diajukan.

“Karena hanya menjadi pelengkap, tentu tidak ada hal serius dilakukan, ikut angin atau arus saja,” sebutnya.

Kenapa sampai terjadi? Lebih lanjut dijelaskannya, salah satunya karena parpol tidak memiliki kader yang cukup dan mumpuni untuk terjun dalam kancah politik.

Bahkan, boleh jadi tidak melakukan kaderisasi terstruktur lagi terprogram, guna mempersiapkan sumber daya manusia yang mengerti politik dan paham idiologi partai. Sesederhana apapun strategi dirumuskan, tentu sangat penting.

Kotler dan Armstrong (2008:13) mengatakan, strategi adalah tujuan panjang dari suatu kegiatan, dengan mendayagunakan dan mengalokasikan semua sumber daya penting untuk mencapai tujuan.

Orang bijak mengatakan, proses tidak pernah mendustai hasil. Produk baik, ditentukan oleh bahan baku dan proses yang baik pula.

“Lantas, bagaimana mungkin berharap hasil Pemilu akan baik lagi berkualitas, kalau sebagian calegnya ikut arus saja,” tukasnya.

(yon/rth)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh