Permintaan industri semen mulai menunjukkan peningkatan, setelah menghadapi tantangan pada awal tahun 2021 yakni lebatnya hujan serta pertumbuhan ekonomi pada titik terendah di masa pandemi COVID-19, Sabtu (20/3/2021).
KOTABARU, koranbanjar.net – Selama triwulan kedua berada di titik terendah dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Namun, pemulihan mulai terjadi secara gradual di paruh kedua tahun 2021.
Corporate Secretary PT Indocement, Antonius Marcos menjelaskan, industri semen pada awal tahun masih tertekan. Sebab, siklus tahunan musim hujan dan meningkatnya kasus COVID-19 usai libur akhir tahun.
Ia meyakini, beberapa kebijakan pemerintah seperti pembentukan Sovereign Wealth Funds (SWF), kredit kepemilikan rumah (KPR) bunga rendah, dan PPN 0 persen untuk kepemilikan rumah jenis tertentu menjadi katalis positif bagi industri semen.
“Industri semen sudah mulai menunjukkan peningkatan permintaan semen. Di mana pada Februari 2021, telah bertumbuh positif satu persen YoY (year over year) untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19,” ucap Marcos, sapaan akrabnya.
Kata dia, pertumbuhan konsumsi semen yang lebih kuat akan terjadi pada semester kedua tahun ini. Khususnya, semen curah dengan beberapa proyek besar.
“Baik infrastruktur, pembangunan pabrik-pabrik baru, proyek smelting dan pembangunan kawasan industri dan pariwisata,” paparnya.
Sementara itu, Dirut PT ITP, Christian Kartawijaya memprediksi, prospek pasar semen Indonesia semakin membaik pada 2021.
Diperkirakan, sebesar plus empat hingga lima persen dibanding tahun lalu untuk penjualan semen curah yang lebih tinggi. Terutama, pada paruh kedua tahun ini.
“Ada beberapa alasan yang mendasar yakni, anggaran infrastruktur telah dinaikkan sebesar 38 persen dari tahun 2020,” jelasnya.
Kementerian Pekerjaan Umum (PUPR) mendapat porsi terbesar APBN 2021, sebesar Rp149,8 triliun. “Anggaran telah terserap hingga sekitar tujuh persen pada awal Februari,” lanjutnya.
Proyeksi penjualan semen bakal tumbuh, dengan mengacu pada perkiraan permintaan.
“Lebih baik dibanding tahun 2020, yang tertekan dampak pandemi. Membaiknya penjualan semen akan dipotong, dengan kenaikan anggaran infrastruktur sebesar 38 persen dari tahun lalu,” tutupnya. (cah/ykw)