Adi (44), warga Gang Hj.St.Aisyah, Kelurahan Murung, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, tiba-tiba diserang seorang preman dengan sebilah parang di atas Jembatan 9 Oktober, yang menghubungkan Kelayan A dan Kelayan B, Kota Banjarmasin, pada Rabu dinihari, (7/4/2021) pukul 02.15 WITA.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Penyerangan itu menyebabkan korban menderita luka robek di bagian kaki, sehingga terkapar di kawasan jembatan itu tanpa ada pertolongan hingga menjelang subuh.
Kapolsek Banjarmasin Selatan, Kompol Yovie Andri Haryono, S.Sos melalui Kanit Reskrim, AKP Sunarto saat dikonfirmasi membenarkan kejadian pembacokan di Jembatan 9 Oktober itu.
Menurut dia, Adi (44) menjadi korban orang yang tak dikenal sewaktu berjalan sendirian melintasi Jembatan 9 Oktober pada Rabu dinihari.
Kronologisnya, Adi sedang nongkrong dengan sejumlah temannya di kawasan Kelayan B, tak terasa waktu semakin larut hingga akhirnya menunjukkan pukul 02.00 WITA dinihari. Kemudian Adi beranjak pulang dengan berjalan kaki, karena jarak antara tempat itu tidak begitu jauh dari rumahnya.
Sewaktu berjalan kaki melintas di atas Jembatan 9 Oktober, ada sekelompok orang yang duduk di atas jembatan, kemudian salah seorang di antaranya menyambangi Adi, lantas memaksa minta uang.
Adi yang memang tidak memiliki uang berkata, “aku kada bisi duit –aku tak punya uang, red– .” Pelaku tetap memaksa hingga Adi meninggalkan begitu saja. Tanpa diduga, tak jauh Adi beranjak dari lokasi itu, pelaku lari dari arah Gang Kenari yang jaraknya sekitar 200 meter dari jembatan, kemudian muncul dengan menghunus sebilah parang. Tanpa basa-basi, si pelaku langsung menyerang korban.
Korban sempat memberikan perlawanan kepada si pelaku dengan menangkis sabeten dengan tas yang dibawanya. Berikutnya, pelaku kembali mengayunkan parang ke kaki korban beberapa kali, hingga akhirnya kaki korban terkena sabetan. Korban langsung terkapar mengalami luka robek di bagian kaki dan tidak sadarkan diri sampai pukul 03.15 WITA. Saat kejadian tak satupun yang menyaksikan.
Korban tergeletak di jalan tanpa ada pertolongan, menjelang sholat subuh, warga yang hendak ke musala melihat korban yang tegelatak di atas jembatan, kemudian membawanya ke RSUD Ulin Banjarmasin untuk mendapatkan penanganan medis.
“Kami masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini, mengingat kasus ini minim saksi,” pungkas Sunarto.(mj-33/sir)