BANJARBARU, koranbanjar.net – Pernyataan sikap (ralat bukan deklarasi, red) pasangan HM. Aditya Mufti Ariffin dan H AR. Iwansyah sebagai Bakal Calon Walikota Banjarbaru dan Wakil Walikota Banjarbaru pada Pilkada 2020 mendatang mengundang reaksi banyak pihak atau bahasa kekinian disebut “Kepo.” Ada yang menyebutkan bahwa pernyataan sikap Aditya-Iwansyah tersebut hanya sebuah ‘sandiwara’ atau pura-pura, bahkan adapula yang bersikap sinis seolah pernyataan sikap dengan mengundang kalangan pers itu seolah hanya untuk mengklaim dua partai besar, seperti Partai Golkar dan PPP hanya mengusung pasangan Aditya-Iwansyah.
Informasi yang diperoleh koranbanjar.net di lapangan, paska pernyataan sikap Aditya-Iwansyah, beredar beberapa kabar yang tidak nyaman dalam menanggapipernyataan sikap itu. Ada yang menyebut, pernyataan sikap itu hanya pura-pura, ada yang menilai hanya sebuah klaim politik, bahkan adapula yang beranggapan sikap politik yang ditunjukkan kedua pimpinan partai politik tersebut cukup ‘kejam’ terhadap kader partai masing-masing, yakni Drs. Nadjmi Adhani sebagai Kader Partai Golkar dan Darmawan Jaya Setiawan sebagai Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Namun semua itu ditanggapi H. AR Iwansyah dengan bijaksana. Ketika koranbanjar.net meminta konfirmasi, AR Iwansyah menganggap bahwa dalam dunia politik hal-hal seperti itu sudah sangat biasa. “Hubungan saya dengan pak Nadjmi maupun dengan pak Jaya itu sangat baik. Kalau bisa disebut, kata orang Banjar itu, saya dengan pak Nadjmi itu seperti ‘badangsanakan’ (bersaudara). Salah satu buktinya, kami membangun Kota Banjarbaru ini secara bersama-sama. Pak Nadjmi dari pihak eksekutif dan saya mewakili legislatif, semua berjalan beriringan. Keinginan kita itu sama, yaitu membangun Kota Banjarbaru,” ungkap Iwansyah.
Dia juga menegaskan, dalam keterangan pers beberapa waktu lalu, dia menyebutkan bahwa dirinya dengan Aditya Mufti Ariffin sedang menyampaikan pernyataan sikap. Semua tetap mengacu kepada mekanisme partai masing-masing. “Sebelum menyampaikan pernyataan sikap itu, kami sudah minta izin kepada masing-masing pimpinan partai. Mengapa semua kami sampaikan segera? Tujuannya supaya masyarakat tidak bertanya-tanya, karena selama ini banyak masyarakat yang menanyakan Pak Ovie (Aditya Mufti Ariffin), akan mencalonkan diri di mana dan berpasangan dengan siapa?” jelasnya.
Iwansyah menambahkan pula, semua keputusan nanti tetap ditentukan Dewan Pengurus Partai (DPP) melalui SK Partai dalam memilih bakal calon yang akan maju pada Pilwali 2020 mendatang. “Semua ‘kan ada mekanisme, setelah DPP mengeluarkan SK, barulah kita akan melaksanakan deklarasi. Siapa pun yang ditentukan DPP, sebagai kader kita harus menghormati. Pastinya, pernyataan sikap yang disampaikan bersama Pak Ovie (Aditya Mufti Ariffin) itu dilakukan dengan izin pimpinan partai,” pungkasnya.(sir)