Petani cabai rawit, di Desa Sungai Kupang, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) gagal panen. Perkiraan, rugi mencapai hingga jutaan rupiah.
HULUSUNGAISELATAN, koranbanjar.net – Terendamnya lahan perkebunan, karena hujan deras. Menyebabkan, meluapnya air sungai di sekitar lokasi tersebut.
Petani Abdul Khalik mengatakan, hampir seluruh cabai rawit miliknya layu dan mati. Terpaksa, ia mesti merelakan dan sabar atas musibah yang dihadapi.
“Coba lihat, banyak sekali cabai yang mati. Bagaimana ingin berkebun lagi, kalau tak cukup mengembalikan modal,” cetusnya kepada koranbanjar.net, sembari menunjukkan kebun cabai rawit miliknya.
Ia menjelaskan, cabai rawit mulai bisa dipanen setelah berusia dua sampai tiga bulan, sejak bibit ditanam.
Mirisnya, apa yang terjadi tak sesuai rencana. Cabai rawit belum sempat dipanen, tapi lahan perkebunan terendam air.
“Di sini jarang banjir. Biasanya, terjadi dalam Februari atau Maret. Kenapa sekarang malah lebih cepat,” ungkap Abdul.
Ia memilih, memetik cabai rawit yang masih tersisa, guna mengantisipasi kerugian yang lebih besar.
Berharap, usai cabai dipetik dapat dijual dan bisa menutupi sebagian kecil kerugian. (MJ-030/YKW)