Sekda Kabupaten Banjar HM Hilman mengaku, alat untuk melaksanakan tes masih banyak tersedia. Namun, terkendala keterbatasan personil dan lambatnya mendapatkan hasil dari sampel yang dikirim ke laboratorium karena banyaknya antrean sampel.
MARTAPURA, koranbanjar.net – Disamping itu, tingkat kepatuhan masyarakat yang kurang. Sehingga, kontak erat berisiko tinggi selalu bertambah terus.
“Pembatasan dan hal teknis di lapangan, selama masa PSBB kami terus melakukan tracing, traking. Melaksanakan rapid test dan swab test secara berkelanjutan,” ungkap Hilman.
Secara rinci, selama masa PSBB Tim Gugus Tugas Covid-19 telah melakukan 3000 rapid test. Sebanyak 2000 untuk masyarakat umum, dan 1000 untuk tenaga kesehatan.
Hilman menerangkan, usai PSBB pihaknya diminta untuk menerapkan skenario tatanan kehidupan normal baru atau new normal.
“Walaupun syarat kita belum memenuhi untuk (new normal) itu. Namun, kita harus tetap waspada. Pola gaya hidup, harus menyesuaikan dengan kondisi Covid-19 sesuai protokol kesehatan,” ucapnya.
Kata dia, kemungkinan akan ada pelonggaran pembatasan sosial. Tapi, menyesuaikan kearifan lokal masyarakat yang agamis. Bisa memilah prioritas, yang dapat kita longgarkan sesuai dengan protokol Covid-19. (MCKabupatenBanjar/ykw)