BANJARBARU, koranbanjar.net – Musim hujan seperti saat ini, Kalimantan Selatan menjadi wilayah yang termasuk rawan terkena dampak angin Monsun Asia.
Angin Monsun Asia merupakan angin yang kemunculannya ditandai dengan curah hujan tinggi. Hembusannya yang kuat dan konstan membuat angin Homsum Asia berdampak pada cuaca ekstrem.
“Musim penghujan memang dominan terjadi angin Monsun Asia. Termasuk di wilayah Kalsel,” ungkap Prakirawan BMKG Syamsudin Noor Rianita, kepada Koranbanjar.net, Sabtu (11/1/2020) pagi tadi.
Ia menyebut, kemunculan angin Monsun Asia di saat musim hujan adalah fenomena alam yang normal.
“Sebenarnya setiap musim penghujan memang dominan angin Monsun Asia. Jadi kalau disebut berdampak parah juga tidak, karena memang normalnya musim penghujan seperti itu, yakni intensitas curah hujan sedang hingga lebat,” ujarnya.
Menurutnya, intensitas curah hujan memang fluktuatif atau tidak stabil. Terkadang, berawan atau hujan ringan. Potensi hujan sedang hingga lebat terus berlangsung sampai musim penghujan selesai pada akhir bulan Maret 2020 mendatang.
“Secara umum, iklim Kalsel sedang memasuki puncak musim penghujan. Sehingga potensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, cukup besar,” katanya.
BMKG dalam situs resminya sudah memperingati potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan berlangsung dalam sepekan ke depan, mulai tanggal 5 hingga 12 Januari 2020.
Sementara itu, untuk potensi ketinggian gelombang laut di sejumlah wilayah perairan Indonesia saat ini mencapai lebih dari 2,5. Namun itu tidak termasuk wilayah perairan di Kalsel.
Masyarakat diimbau tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak banjir, tanah longsor, genangan, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin. Sedangkan bagi masyarakat yang bermukim di pesisir pantai, diimbau waspada dengan potensi gelombang tinggi. (ykw/dny)