Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
DPRD Banjarbaru

Mengenal Bahaya Pada Peralatan Masak

Avatar
960
×

Mengenal Bahaya Pada Peralatan Masak

Sebarkan artikel ini

Beberapa waktu ini semakin banyak orang yang peduli akan pentingnya mengonsumsi makanan sehat. Orang-orang mulai mempertimbangkan makanan yang dikonsuminya, apakah makanan tersebut membawa manfaat bagi tubuh atau malah sebaliknya. Bahan makanan yang menjadi aspek utama untuk pengolahan makanan mulai disesuaikan untuk memenuhi kriteria makanan sehat.

Makanan yang sehat umumnya mencakup berbagai nutrisi dalam jumlah yang memadai, termasuk vitamin dan mineral. Usaha pemenuhan kebutuhan makanan sehat ini seringkali hanya memfokuskan pada bahan makanannya, namun kenyataannya ada hal penting lain yang sering terlupakan.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Oleh: Hanna Habibah, Ismira Dwi Savitri, Siti Noor Lathifah, Azidi Irwan

——————————————

Hal yang dimaksud adalah peralatan masak yang digunakan untuk membuat makanan yang secara tidak langsung memiliki peran penting dalam olahan makanan layaknya bahan makanan itu sendiri.

Ada beberapa hal yang dapat terpengaruh oleh peralatan masak, diantaranya yaitu kandungan dalam makanan. Penelitian telah membuktikan bahwa bahan-bahan dalam peralatan masak dapat bercampur dan mengontamiasi makanan. Dampaknya, yaitu dapat mempengaruhi kesehatan karena menimbulkan masalah seperti penyakit baik fisik maupun psikis.

Orang yang melakukan diet paling sehat sekalipun bisa mengalami komplikasi masalah kesehatan jika alat masak yang digunakan mengandung bahan berbahaya. Contohnya, ketidaksuburan dan penambahan berat badan hingga penyakit neurogeneratif seperti Parkinson. Banyak peralatan masak yang harus diwaspadai karena mengandung potensi membahayakan kesehatan.

Potensi ini timbul karena penyusun peralatan masak tersebut berasal dari bahan-bahan kimia berbahaya. Bahan-bahan tersebut dapat mengontaminasi makanan terutama pada suhu tinggi.

Bahan yang pertama diantaranya adalah aluminium. Bahan ini merupakan bahan yang sering ditemukan di aluminium foil, wadah kue aluminium dan panci pemanggang. Penggunaan dari aluminium yaitu untuk memanggang atau menjadi pelapis lasagna, ikan atau sayuran. Sebuah artikel dari Journal of Alzheimer’s Disease mengaitkan konsumsi aluminium dengan penyebab penyakit alzheimer dan penyakit neurodegeneratif lainnya.

Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan bicara, serta perubahan perilaku secara bertahap. Alzheimer terjadi karena pengendapan protein di dalam otak, sehingga menghalangi asupan nutrisi ke sel-sel otak. Alternatif bahan yang aman untuk menghindari bahaya dari aluminium tersebut diantaranya adalah kertas perkamen, gelas atau porselen.

Bahan yang kedua, Perfluorooctanoic Acid (PFOA) yaitu bahan yang sering ditemukan pada beberapa panci anti-lengket. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengklaim alat masak anti lengket bisa mengandung bahan kimia berbahaya, yang tentunya akan meracuni makanan Panci anti-lengket secara umum dilapisi dengan teflon yang dikemas dengan asam perfluorooctanoic (PFOA sebagai lapisan tambahan agar teflon memiliki sifat anti lengket yang lebih besar.

Bahan ini mengandung unsur karbon dan fluor serta termasuk salah satu jenis dari polyfluoroalkil (PFAS). Unsur fluor merupakan salah satu unsur yang sangat beracun, salah satu dampaknya adalah dapat memicu hipotirodisme, yaitu menekan kelenjar tiroid. Bahan kimia ini juga dikaitkan dengan infertilitas, gangguan belajar dan berat badan. Unsur fluor pada panci anti lengket dapat lepas ketika pemakaian dalam suhu yang sangat tinggi.

Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (The International Agency for Research on Cancer) yang merupakan bagian dari Organisasi Kesehatan Dunia juga telah mengklasifikasikan PFOA sebagai zat yang berpotensi tinggi karsinogenik pada manusia. PFOA yang bisa masuk ke dalam makanan saat proses memasak dengan api besar dapat dikaitkan dengan risiko kesehatan serius, misalnya kanker, kerusakan ginjal maupun kerusakan hati.

Penggunaan PFOA untuk membuat alat masak antilengket telah dilarang, sehingga pada beberapa produk teflon terdapat keterangan PFOA Free. Sebaiknya, dalam memilih alat masak anti-lengket perhatikan label tersebut dan hindari alat yang terbuat dari PFOA tingkat tinggi. Alternatif untuk menggantikan alat masak anti-lengket dapat juga menggunakan alat masak yang terbuat dari keramik, stainless steel, atau kaca tempered.

Bahan yang ketiga, Bisphenol A (BPA) yaitu bahan yang sering ditemukan dalam botol air tertentu, wadah penyimpanan plastik, saringan plastik, talenan plastik, dan lainnya. Menggunakan wadah yang mengandung BPA untuk menyimpan makanan yang asam maupun makanan asin dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan.

Bahan kimia ini diklasifikasikan sebagai bahan beracun sehingga dikaitkan dengan salah satu penyebab ke kanker, penurunan fungsi otak, kesehatan jantung bahkan infertilitas. Bahan allternatif yang lebih aman dan disarankan digunakan adalah kaca, baja untuk makanan, dan kardus.

Cara lainnya untuk menghindari bahaya bahan ini adalah dengan mengenali kode resin di nomor segitiga yang tercantum di bagian bawah produk plastik. Kode resin yang menunjukkan suatu produk plastik tidak mengandung BPA adalah: 1, 2, 4, 5 dan 6.

Bahan keempat, yaitu vinil klorida dan polivinil klorida. Bahan ini sering ditemukan dalam kaleng dan wadah, tas penyimpanan makanan dan shrink wraps. Polivinil klorida atau plastik bersifat karsinogenik bagi manusia menurut National Institutes of Health Amerika. Alternatif yang aman untuk menggantikan bahan ini yaitu wadah penyimpanan kaca dan tas penyimpanan silikon.

Bahan kelima adalah polietilen tereftalat, yaitu bahan yang biasa ditemukan dalam wadah penyimpanan makanan. Selain wadah penyimpanan makanan, botol-botol mustard dan botol-botol soda juga mengandung polietilen tereftalat di dalamnya. Zat kimia ini bisa masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Dampak dari bahan ini yaitu sindrom metabolic dan penyakit yang umumnya terkait dengan peningkatan peradangan. Bahan alternatif yang aman dari polietilen tereftalat adalah kaca atau baja tahan karat.

Uraian di atas cukup menggambarkan pentingnya kewaspadaan dalam menggunakan peralatan masak. Paparan bahan kimia dari peralatan masak dapat dihindari dengan berbagai cara. Pertama, hindari memanaskan alat masak anti lengket dalam suhu terlalu tinggi (lebih dari 300 derajat celcius). Sebaiknya, gunakan suhu minimal untuk mengolah suatu makanan.

Kedua, tempatkan kipas angin yang bertiup ke alat masak atau buka jendela ketika memasak agar udara atau asap ke luar ruangan. Ketiga, jangan lupa untuk mencuci peralatan masak dengan air sabun dan spons yang lembut. Hindari menggores permukaan alat masak denga spons yang kasar karena dapat menimbulkan goresan pada alat masak dan meningkatkan potensi bahan kimia dalam alat tersebut mengenai makanan.

Dan yang terakhir, hindari merebus dengan peralatan logam karena dapat menyebabkan bahan kimia dalam peralatan tersebut mudah terlepas.

Berdasarkan informasi tersebut, perlu diperhatikan lebih dalam mengenai peralatan masak yang digunakan dan cara penggunaannya. Juga diperlukan ketelitian dan kehati-hatian saat ingin membeli peralatan masak. Jangan sampai tergiur dengan peralatan yang harganya agak murah tetapi mereknya masih belum pasti.

Tidak apa-apa mengeluarkan uang banyak untuk membeli peralatan masak yang kualitasnya bagus, daripada membeli yang sedikit murah tetapi berbahaya. Barang yang murah bukan berarti barangnya tidak bagus, namun bisa saja komposisinya ringan dan riskan.

Penjabaran di atas juga sebaiknya tidak menghalangi aktivitas memasak, namun perlu dijadikan pengetahuan dan bahan pertimbangan dalam memilih peralatan memasak. Tujuannya agar makanan yang dikonsumsi terhindar dari zat berbahaya yang terdapat pada alat masak yang digunakan.*

Dari berbagai sumber

(Mahasiswa dan dosen Program Studi Kimia FMIPA ULM)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh