DAHA SELATAN, koranbanjar.net – Sudah berbulan-bulan, Jalan Raya Negara-Kandangan retak parah dan seakan diabaikan, bahkan sudah memakan puluhan korban. Akhirnya warga berinisiatif menandai dengan kayu dan plastik.
Jalan provinsi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), yang menghubungkan Kota Kandangan dan wilayah Daha itu, meski baru setahun diperbaiki, namun pembangunannya seakan tidak memperhitungkan keadaan wilayah Daha yang seluruhnya adalah rawa, sehingga banyak mengalami retak.
Pantauan koranbanjar.net, sepanjang jalan mulai dari Desa Bangkau banyak titik retak, yang terparah di Desa Muning Baru, Kecamatan Daha Selatan.
“Hampir tiap hari ada yang jatuh, serta yang hampir jatuh akibat menabrak jalan itu. Mulai dari jatuh ke parit hingga ban mobil pecah, tak terhitung jumlahnya.” Ucap Dodi warga Desa Muning Baru, titik keretakan cukup parah tepat di depan rumahnya.
Diungkapkan Dodi, korban yang jatuh tersebut lebih 20 kali, sejak mulai retak sekitar lebih 5 bulan lalu. Bahkan ungkapnya, ada yang sampai meninggal dunia.
“Ada yang berbarengan, belum selesai kami melakukan evakuasi, ada lagi yang jatuh. Bahkan ada yang sampai meninggal dunia,” bebernya.
Kepala Desa Muning Baru Gusriadi mengatakan, sering sekali ia mendapat laporan warga akan hal itu. Ia berharap secepatnya mendapat perhatian pihak terkait.
Wakil Bupati HSS Syamsuri Arsyad, usai rapat penetapan APBD 2020 mengatakan, saat mengunjungi Daha Selatan sebelumnya, sudah melihat langsung kondisi jalan tersebut.
“Hal itu mendapat perhatian serius dari kami, dan kita tindak-lanjuti dengan meneruskannya ke Dinas PUPR Provinsi Kalimantan Selatan,” terangnya.
Masyarakat diimbaunya berhati-hati saat melintas di titik retak parah tersebut, dan menurunkan kecepatan demi menghindari hal yang tidak diinginkan. (yat/dra)