Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
BanjarReligi

Kisah Pejuang Koran, Sebelum Wafat Titipkan Amanah, Namun Keluarga tak Terlacak (Selesai)

Avatar
481
×

Kisah Pejuang Koran, Sebelum Wafat Titipkan Amanah, Namun Keluarga tak Terlacak (Selesai)

Sebarkan artikel ini

Kisah perjuangan loper koran, Abdurrahman (Daeng) yang telah wafat pada Senin (24/06/2019) lalu, di RS Idaman Banjarbaru, akibat mengalami kecelakaan, ternyata menyisakan kisah yang cukup dramatis. Sebelum menghembuskan nafas yang terakhir, rupanya warga asli Danau Tundano, Sulawesi Utara ini telah memiliki sebuah amanah yang harus disampaikan kepada pihak keluarganya. Ironisnya, sampai sekarang pihak yang telah membantu perawatan hingga melakukan aksi sosial untuk almarhum selama menjalani pengobatan di RS Idaman dari Ksr-PMI Unlam Banjarbaru, belum menemukan identitas keberadaan keluarga korban. Sehingga amanah yang akan disampaikan masih belum tersampaikan kepada pihak keluarga korban.

BANJARBARU, Denny Setiawan

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Mas, sampean sudah menemukan identitas lengkap keluarga pak Abdurrahman nggak ya? Soalnya, saya mendapatkan amanah yang harus disampaikan kepada keluarga beliau. Tetapi sampai sekarang saya masih belum menemukan asal kampung halaman beliau maupun keluarganya. Saya sudah berusaha menghubungi beberapa kawan seprofesinya sebagai loper, namun mereka juga tidak mengetahui,” demikian chat volunteer, Adi Royan, tanpa menyebutkan secara detil amanah yang dimaksud saat menghubungi redaksi koranbanjar.net melalui pesan inbox facebook, belum lama tadi.

Sebelum itu, tim wartawan koranbanjar.net juga sudah berusaha menghubungi beberapa rekan seprofesinya sebagai loper koran yang biasa mangkal setiap subuh di depan gedung DPRD Kabupaten Banjar. Rekan-rekan se profesinya pun juga tidak dapat memberikan informasi secara detil dengan keberadaan keluarganya. “Yang kami tahu, pak Abdurrahman itu berasal dari Danau Tundano, Sulawesi Utara. Orangtuanya adalah seorang pedagang kain, selain itu memiliki kebun kelapa yang cukup luas. Dia di sini merantau hanya sendirian. Jadi hanya informasi itu yang kami ketahui,” ungkap satu rekan se profesinya yang berhasil ditemui wartawan koranbanjar.net.

Adapun sekilas kisah tentang mendiang Abdurrahman selama menjalani profesi sebagai loper koran, dia merupakan sub agen koran yang setiap hari mendapatkan pembagian koran dari seorang agency koran  bernama Aldo dari Martapura. Dia menjalani profesi tersebut tidak kurang selama 8 tahun. Kegigihannya sebagai loper koran sempat mendapatkan berbagai penghargaan dari sejumlah media cetak, baik dalam bentuk fasilitas maupun penghargaan. Selain jujur, dia mampu menjual koran dengan jumlah di atas rata-rata. Tidak mengherankan, hasil penjualan koran yang diperolehnya tidak kurang mencapai Rp4.500.000 per bulan atau Rp150.000 per hari.

Kini kisah perjuangan loper koran Abdurrahman hanya tinggal kenangan. Banyak pengguna jalan yang sering berhenti di pertigaan lampu merah Jl. A Yani Km 33 merasa kehilangan dengan sosok seorang yang gigih dan jujur. Perjuangannya sebagai loper koran telah memberikan inspirasi yang sangat teguh bagi rekan satu profesinya. Sekarang dia tenang di alam baqa, menjadi makhluk terkasih di sisi Allah Swt. Selamat jalan Daeng, selamat jalan wahai Pejuang Koran.([email protected]

 

 

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh