Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
BanjarbaruReligi

Tsunami Terjang Panggung Seventeen, Dua Personelnya Meninggal Dunia

Avatar
418
×

Tsunami Terjang Panggung Seventeen, Dua Personelnya Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini

NASIONAL, KORANBANJAR.NET – Gelombang tsunami di Selat Sunda yang juga menerjang Pantai Anyer, Serang, Banten, Sabtu (22/12/2018), sekitar pukul 21.27 WIB, juga mengakibatkan meninggalnya dua personel grup musik Seventeen, yakni Muhammad Awal Purbani dan Herman Sikumbang.

Bassist dan gitaris band Seventeen itu ikut menjadi korban terjangan tsunami saat mereka bersama bandnya, Seventeen, mengisi acara garthering (pertemuan, red) Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten, Sabtu malam itu.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Tak pelak, panggung acara tempat band Seventeen menampilkan aksi musiknya pada Sabtu malam itupun porak poranda diterjang tsunami.

Selain dua personel band Seventeen, Road Manager band Seventeen, Oki Wijaya, komedian yang berdandan mirip pendakwah Aa Gym, yakni Aa Jimmy, serta 18 karyawan PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat yang hadir dalam acara gathering PLN itu, juga tercatat meninggal dunia akibat bencana tsunami Selat Sunda tersebut.

Seperti diketahui, akhir pekan ini adalah awal libur panjang Natal dan tahun baru, sehingga kawasan pantai barat Banten dari Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang hingga Pantai Carita, sedang dipadati para wisatawan lokal.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, di Yogyakarta, Minggu (23/12/20198) siang tadi, dugaan awal tsunami dibangkitkan oleh longsoran bawah laut karena erupsi Gunung Anak Krakatau. Selain itu, tinggi gelombang juga dipengaruhi periode pasang air laut akibat bulan purnama. Sedangkan datangnya gelombang besar sangat tiba-tiba dan tanpa tanda-tanda awal.

Karena faktor itulah perstiwa bencana tsunami pada Sabtu malam itu tidak ada peringatan dini yang diberikan oleh BMKG. Bahkan masyarakat yang tinggal di tepi pantai juga tidak mendeteksinya.

“Aktivitas Gunung Anak Krakatau memang terus meninggi dengan letusan-letusannya. Namun itu adalah aktivitas yang normal,” ujar Sutopo. (voa/dny)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh