Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjar

Waspada Banjir, Air Mulai Masuk Sebagian Rumah Warga Tunggul Irang

Avatar
611
×

Waspada Banjir, Air Mulai Masuk Sebagian Rumah Warga Tunggul Irang

Sebarkan artikel ini
Intesitas curah hujan yabg cukup tinggi membuat sebagian rumah warga yang berada di Desa Tunggul Irang Kecamatan Martapura dan ruas Jalan Melati mulai digenangi air, Jumat (27/12/2024). (Sumber Foto: Saukani/koranbanjar.net)

Di musim penghujan akhir tahun seperti ini intensitas curah hujan cukup tinggi  dan membuat sebagian rumah warga yang berada di Desa Tunggul Irang Kecamatan Martapura dan ruas Jalan Melati mulai digenangi air, Jumat (27/12/2024).

BANJAR, koranbanjar.net Dalam sepekan ini curah hujan cukup tinggi di wilayah Martapura, sebagian rumah, jalan, bahkan halaman Sekolah Dasar digenangi air di  kawasan Jalan Melati, Desa Tunggul Irang, Kecamatan Martapura.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Daerah yang sudah menjadi langganan genangan banjir tiap tahun atau setiap musim penghujan ini membuat warga yang bertempat tinggal di wilayah itu merasa tidak takut dan sudah terbiasa menghadapi air yang tiba-tiba menggenangi rumah mereka.

Hal serupa juga disampaikan langsung oleh salah satu warga Jalan Melati RT 01 Desa Tunggul Irang, Muhammad Nurliansyah (65).

Ia mengatakan sudah terbiasa dengan hal semacam ini, jika musim penghujan akhir tahun, kondisi rumahnya akan mengalami kebanjiran.

“Kami jadinya sudah terbiasa, ini sudah tiga kali di bulan ini air masuk sampai ke pelataran rumah kami,” katanya.

Dijelaskannya, dua hari ini air sudah mulai masuk ke dalam rumah, karena rumahnya berada di dataran rendah, kalau dataran sedikit tinggi agak aman, air tidak sampai masuk ke rumah.

Ruas Jalan Melati Desa Tunggul Irang Kecamatan Martapura mulai digenangi air, Jumat (27/12/2024). (Sumber Foto: Saukani/koranbanjar.net)

Dirinya juga sempat menceritakan bahwa banjir besar yang lalu, rumahnya terendam sampai batas leher orang dewasa dan dirinya sampai dievakuasi memakai tali.

Terkait kondisi banjir yang sering dialaminya, dengan daerah dan tempat tinggal yang menjadi langganan banjir setiap musim penghujan datang, Nurliansyah hanya bisa pasrah.

“Ya bagaimana lagi handak kemana lagi pindah ini rumah satu-satunya, solusinya bisa ditinggikan tapi kami tidak punya modal juga, becari ngalih wayah ini,” ungkap dia.

Selain Nurliansyah salah satu warga sekitar bernama Hj Lifah juga menyampaikan kepada koranbanjar.net kondisi banjir seperti ini sudah terbiasa bagi mereka.

“Tapi yang bikin sedih kalau sampai banyaknya genangan air, apalagi sampai sepanjang jalan utama ini, kami tidak bisa bekerja, mencari penghasilan susah, karena jualan kue atau makanan di depan rumah, kalau banjir datang siapa yang membeli,” ucapnya dengan nada pilu.

Dirinya juga mengatakan seandainya laku, ia akan menjual rumah dan pindah dari tempat tinggalnya yang sekarang, mencari tempat tinggal baru yang tidak rawan banjir. (kan/dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh