Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Banjarmasin

Nasib Mantan Pekerja Pabrik Karet PT Balimas Usai di PHK Bingung Cari Kerja dan Masih Tinggal di Mes

Avatar
1119
×

Nasib Mantan Pekerja Pabrik Karet PT Balimas Usai di PHK Bingung Cari Kerja dan Masih Tinggal di Mes

Sebarkan artikel ini
Nasib mantan pekerja Pabrik Karet PT Balimas tanpa pekerjaan usai di PHK. Banjarmasin, Minggu, (6/8/2023) (foto: koranbanjar.net)

Nasib mantan pekerja Pabrik Karet PT Banua Lima Sejurus Banjarmasin usai mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), hingga hari ini masih kebingungan cari pekerjaan dan tempat tinggal.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Dari beberapa mantan karyawan PT Balimas yang ditemui pada hari Minggu,(6/8/2023) sampai saat ini ada sekitar 100 orang lebih masih tinggal di Mes milik pabrik, yang beralamat di Jalan Tembus Mantuil Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Saat ini masih bingung mas mau kerja apa karena usia juga sudah di atas empat puluh tahun, mau berdagang takut rugi sebab tidak ada pengalaman,” ujar Zaini Arsid mantan karyawan bagian packing.

Karena lanjut tutur pria yang mengaku bekerja di PT Balimas selama 24 tahun ini , dari semenjak belum berkeluarga dirinya selalu bekerja ikut perusahaan, tidak pernah berwiraswasta sama sekali.

“Jadi saat ini menunggu aja, pasrah aja lagi. Kalau ada yang membawa kerja alhamdulillah kalau tidak ada ya tidak tahu, pokoknya pasrah lah, bingung sudah,” tutur Zaini lagi.

Bahkan uang pesangon yang diberikan oleh perusahaan, dikatakannya tidak dapat meneruskan kredit rumah dan motor yang selama ini ia tanggung.

“Dengan terpaksa kemungkinan motor, rumah dikembalikan, karena tidak mungkin dapat meneruskan sebab tidak ada pekerjaan lagi,” ucapnya.

Lantas mengapa Zaini beserta kedua anak dan istrinya tetap tinggal di mes?, Dirinya mengungkapkan menunggu habis waktu atau tempo yang diberikan perusahaan yakni selama 2 bulan.

“Habis dua bulan kami semua harus keluar dari mess ini, terpaksa harus mengontrak sementara sebab bingung mau pulang kampung sudah tidak ada keluarga, beli rumah uangnya tidak cukup,” tuturnya lagi.

Zaini perantauan asal dari Marabahan Kabupaten Batola ini mengaku sangat kaget, ketika pemberitahuan PHK yang dinilai secara tiba-tiba itu.

“Kaget dan panik langsung kami saat itu mendengar tiba-iba ada pemberitahuan seluruh karyawan Balimas akan diberhentikan,” akunya.

Dirinya pun tidak mengetahui alasan jelas dibalik pemberhentian kurang lebih 400 pekerja ini.

Senada dengan eks Operator Forklif  PT Balimas, Aspar. Laki-laki berusia kurang lebih 50 tahun dan bekerja sudah 30 tahun ini, semenjak di PHK belum ada rencana berwiraswasta atau buka usaha sendiri untuk menghidupi istri dan 4 anaknya.

“Sementara tinggal di sini aja dulu (mess), bingung uang pesangon mau digunakan untuk usaha apa soalnya tidak ada pengalaman,” ungkap Aspar.

Dirinya juga tidak ada kepikiran hendak mengambil kredit rumah atau mengontrak, sebab katanya fokus untuk biaya ke 4 anaknya yang masih sekolah.

“Fokus membiayai sekolah anak – anak aja dulu, sementara ini belum ada rencana apa-apa,” ucapnya.

Sementara salah satu istri eks karyawan bernama Noorhayati mengaku pasrah, dan hanya berharap hari-hari berikutnya rejekinya lancar agar dapat menyambung hidup keluarga.

Dirinya juga mengaku belum ada niat meninggalkan mes dalam waktu dekat, sebab menunggu waktu 2 bulan yang diberikan perusahaan, meskipun dirinya baru saja kredit rumah dan sudah bayar selama 6 bulan.

“Kalau sudah disuruh perusahaan keluar mau tidak mau terpaksa dulunasi aja langsung rumah kami yang kami kredit, sebab khawatir uangnya habis terpakai,” ungkapnya.

Lalu bagaimana kalau suaminya sudah tidak ada pekerjaan lagi? Bagaimana untuk menghidupi dirinya bersama anak-anak?

“Buka jualan makanan ringan ditambah barang-barang lain, jualan kecil – kecilan aja dulu. Habis gimana lagi bapaknya sudah tua tidak mungkin bekerja di perusahaan lain tidak bakalan diterima juga,” tuturnya dengan mata berkaca-kaca.

Sebanyak 400 pekerja Pabrik Karet PT Balimas telah di PHK, dengan alasan bahwa perusahaan tidak bisa ekspor lagi karena bahan baku karet dari petani sangat menurun, sehingga tidak bisa memenuhi target permintaan ekspor.

Selain itu PT Balimas harus membayar kredit 4  perusahaan holding lainnya, yang lebih dulu tutup atau stop beroperasi.

Meski demikian pihak perusahaan malaui keterangan HRD PT Balimas, Yamani kepada koranbanjar.net  menolak perusahaan yang berdiri sejak tahun 80 han ini dikatakan bangkrut.

Mirisnya, seluruh karyawan dan karyawati yang diberhentikan terpaksa pasrah menerima uang pesangon berdasarkan aturan UU Cipta Kerja.

(yon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh