BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Usai masing-masing fraksi menyampaikan pandangan umumnya mengenai penyampaian Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 dan 4 Buah Raperda Kota Banjarbaru, giliran Walikota Banjarbaru menjawab pandangan tersebut dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Banjarbaru yang dilaksanakan di Graha Paripurna, Senin (09/07) lalu.
Walikota Banjarbaru, H. Nadjmi Adhani menyampaikan bahwa secara umum terhadap 4 buah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda), fraksi-fraksi di DPRD Banjarbaru menyatakan setuju.
“Karena Raperda ini sifatnya perubahan karena ada peraturan penyesuaian dari peraturan yang lebih tinggi, satu Raperda tentang yang disikapi dan rata-rata dipertanyakan adalah penambahan modal untuk PDAM Intan Banjar sebesar Rp75 milyar. Itu karena angka yang kita sampaikan untuk penyertaan modal itu cukup besar,” ujarnya.
Nadjmi menjelaskan, dana untuk PDAM Intan Banjar yang dicanangkan sebesar Rp75 milyar itu dipertanyakan oleh beberapa fraksi apakah sudah ada kajian investasinya kemudian apa pertimbangan-pertimbangan lain untuk menggelontorkan dana sebesar itu.
“Nah, jadi kita nggak ngotot juga. Artinya ini harus dipecah dalam tiga tahun, prioritaskan dulu hutang ujar mereka dan Alhamdulillah hutang daerah tidak ada. Jadi memang, kelebihan uang kita ingin memasukkan sebagai unit investasi di PDAM Intan Banjar,” jelas Nadjmi.
Nadjmi mengatakan alasannya menginvestasikan sisa uang tersebut ke PDAM Intan Banjar karena pertama secara ekonomi PDAM Intan Banjar ini ada beberapa indikator.
“Yaitu, sehat secara operasional dan secara keuangan. PDAM Intan Banjar ini sangat sehat, sehingga sangat layak kita investasi. Kaitan investasi ini adalah dalam rangka pengembangan wilayah dan jaringan perpipaan,” jelasnya lagi.
Kita ‘kan ada konsep membangun Aero City, lanjut Nadjmi, kota berbasis bandara yang pembangunannya ada di daerah lingkar utara.
“Pemilik saham PDAM Intan Banjar ini ‘kan Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Provinsi Kalsel. Nah, kebetulan yang mau diminta PDAM Intan Banjar ini wilayah investasinya di wilayah kita. Menyambung dari Hutan Pinus sampai ke Bandara yang belum terjangkau PDAM. Oleh karena itulah, mereka meminta pemko yang berinvestasi,” katanya.
Nadjmi menegaskan pihaknya terbuka saja untuk ini, kalau nanti mau dibahas di dalam pansus (panitia khusus). “Ya bahas saja di pansus, kada apa-apa. Nggak ada juga kita nih yang ditutup-tutupi, malah lebih bagus lagi kalau dibahas di pansus. Karena ini kan biaya yang besar dan pasti akan berdampak pada keuangan daerah, supaya tidak hanya eksekutif yang memikirkannya,” tegasnya.
Kalau kita mau menawarkan konsep Aero City berbasis bandara, kata Nadjmi, orang pasti akan nanya tentang sudah siapkah jaringan air bersihnya.
“Kalau itu saja belum siap, orang yang mau investasi bisa mundur. Sekarang sudah mulai dilaksanakan dan sudah sampai di daerah Balitan untuk jaringan perpipaannya,” pungkasnya.(ana)