Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kalimantan Selatan sudah saatnya harus melek teknologi digital, selain jualan secara offline, juga harus online.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Hal ini disampaikan Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan ( Kalsel), Imam Subarkah di Banjarmasin, Selasa (22/2/2022).
Kata Imam, apabila berjualan secara online, keuntungan yang didapat adalah pangsa pasar semakin luas bisa merambah ke berbagai daerah, bahkan mancanegara.
“Selain itu tidak membutuhkan tempat khusus cukup hanya di rumah saja,” ujarnya.
Menurutnya, sektor UMKM harus bangkit, melek tehnologi digital sehingga bisa berjalan sesuai dengan kemajuan zaman.
Bank Indonesia juga mendorong penggunaan QRIS dalam bertransaksi, selain tidak perlu membawa uang tunai juga menjaga jarak di saat pandemi dan mengurangi peredaran uang yang lecek.
Hilirisasi Industri salah satu membangkitkan perekonomian daerah, yang mana ekspor bahan mentah tidak diperbolehkan lagi.
“Bahkan Presiden Jokowi sudah melarang untuk ekspor bahan mentah ini,” ucapnya.
Kebijakan tersebut lanjutnya akan menambah nilai positif, mulai masuk investor dalam mendirikan Industri-industri.
“Menyerap tenaga kerja yang tidak sedikit kemudian nilai jualnya yang sangat fantastis,” sebutnya.
Selain itu, BI juga mendorong bersama-sama pemerintah daerah dan steak holder dalam membangkitkan perekonomian berkelanjutan.
Dalam membangkitkan perekonomian Kalsel yang terpuruk, dikatakan Imam, semua stakeholder harus bekerjasama dalam menanganinya.
Ia menerangkan BI bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dan Badan Usaha Milik Negara yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
“Tim inilah yang bekerja bersama-sama untuk mengendalikan dan membangkitkan pertumbuhan ekonomi di daerah Kalimantan Selatan,” demikian kata Imam menutup wawancara.(yon/sir)