Berbagai keluhan masyarakat yang diterima anggota dewan tentang Rumah Sakit Daerah (RSD) Idaman Banjarbaru. Mulai dari segi pelayanan hingga fasilitas yang ada.
BANJARBARU,koranbanjar.net – Keluhan itu kemudian disampaikan, dalam pertemuan Komisi II DPRD Banjarbaru bersama dengan Manajemen RSD Idaman Banjarbaru, pada Selasa (15/6/2021).
“Masyarakat meminta tolong dihitung berapa orang yang positif maupun sembuh, masyarakat ingin tau. Ada juga, masyarakat yang mengeluh tentang memasang infus yang dikenai biaya Rp 1,5 juta. Itu cuma di UGD saja, belum rawat inap,” terangnya.
“Kedua, apakah rumah sakit tidak ada anggaran terkait fasilitas seperti lampu. Beberapa masyarakat pada bulan ramadan tadi mengeluhkan kondisi di depan RS gelap. Apakah memang keinginan RS digelapkan, seperti rumah sakit hantu kata masyarakat,” lanjutnya.
Menurutnya, keluhan itu bukan hanya dari satu hingga dua orang saja. “Memang kita bukan komisi yang membidangi, tapi kita tetap menerima sebagai wakil rakyat,” ungkapnya.
Ia berharap, pihak rumah sakit lebih baik lagi dari segi pelayanannya. “Saya selalu mengawasi,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Banjarbaru, Syamsuri meminta, pihak rumah sakit harus lebih meningkatkan segi pelayanan.
“Terkait keluhan masyarakat itu, ya rumah sakit harus bisa menindak lanjuti. Masalah internal saja ini, jangan dianggap enteng,” katanya.
Menurutnya, Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru menjadi salah satu percontohan di Banua. “Wali Kota juga saat ini sangat konsen. Jadi, jangan sampai kendor saat pandemi ini,” tuturnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Bagian Tata Usaha Firmansyah menjelaskan, pihaknya akan mengkroscek data terlebih dulu.
“Kita akan lihat dari nama dan kapan masuknya. Selain itu, soal lampu tadi, ada problem pada kelistrikan bawah tanah. Itu sudah diperbaiki,” jawabnya. (maf/ykw)