MARTAPURA, koranbanjar.net – Setelah sempat beberapa kali mengalami kegagalan dalam menjalin kerjasama dengan pihak ketiga, akhirnya Unit Pengelolaan Ikan (UPI) di
kawasan Desa Cindai Alus, tepatnya kawasan Minapolitan Desa Sungai Batang Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar, telah diresmikan Bupati Banjar, H Khalilurrahman, Rabu (28/02) tadi.
Peresmian itu membuat Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar Ir.Noor Ipansyah merasa cukup senang. Lebih-lebih peresmian dihadiri oleh pihak partner kerjasama, PT Satya Trinadi Komira Perkasa.
Sebelumnya Unit Pengelolaan Ikan sempat beberapa kali menghadapi kendala dalam upaya menjalin kerjasama dengan pihak ketiga. Pencarian partner melalui biokrasi yang panjang, malah sampai tiga kali Memorandum of Understanding (MoU) sudah dilakukan, tapi masih belum juga direalisasikan.
Nah, setelah Memorandum of Understanding ke empat kali inilah, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar menemukan hasil, yakni mendapat mitra PT Satya Trinadi Komira Perkasa.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar Ir.Noor Ipansyah menerangkan kepada koranbanjar.net, Rabu (28/02), mengungkapkan, pihaknya menargetkan bahwa UPI harus segera dioperasikan.
“Ternyata dalam rangka kerjasama ini yang namanya urusan birokrasi barang milik negara itu ada beberapa proses, antara lain, dinilai dulu asetnya, berapa pantas harga sewa dan alhamdulillah sudah terealisasi,” ujarnya.
Meski demikian, Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Banjar masih mendapatkan sedikit kendala dalam menangani Unit Pengelolaan Ikan (UPI). Antara lain, harga kelayakan ikan pantin di UPI sekitar lebih Rp15.000 perkilo, di luar harga Rp18 sampai 19.000 perkilo.
“Jadi hal ini yang perlu kami atur kembali komitmen dengan para pembudi daya perikanan, agar nanti ada yang dijual kesini dengan harga sekian, dijual ke pasaran dengan harga sekian, sehingga mereka tetap untung. Di samping itu juga mereka ada kepastian untuk produksi,” jelasnya.
Dia menambahkan, sebelumnya pada tahun 2013 pernah kejadian over produksi sehingga harga anjlok, dan akhirnya banyak petani-petani ikan atau pembudidaya ikan yang bangkrut sebab usaha untuk budi daya ikan patin ini memerlukan modal usaha yang besar.(zdn)