MARTAPURA – Meski kerajinan tangan berbahan pukaha terbilang meredup, namun tidak bagi Muhammad Warid, warga Kelurahan Tanjung Rema Darat, RT 10 RW 4 Gang. Jambrud Kota Martapura. Buktinya, sampai sekarang dia masih eksis mengelola home industri kerajinan tangan ini.
Warid mulai menggeluti pekerjaan sebagai pengrajin aksesoris gelang pukaha sejak 1995 atau sejak sekitar 23 tahun. Dia memuai pekerjaan ini karena pada masa itu gelang dari bahan pukaha sangat diminati.
“Pada masa itu gelang pukaha sangat ramai diminati masyarakat, karena popular dijual pada Galeri Al-Zahra,” ujar Warid.
Sejak saat itu hingga sekarang pengrajin gelang hingga cincin dari bahan pukaha semakin banyak di Martapura.
Muhammad Warid seharinya bisa membuat kerajinan dari pukaha seberat 2 kilo, dengan 5 karyawan. Tak hanya menjual di pasar lokal, tetapi juga mengirimkan barang jualannya ke Jawa, seperti Bandung, Jogjakarta, hingga Jakarta.
Di tempat yang sama Muhammmad Warid juga mengungkapkan setiap minggu dia mengambil sekitar 20 kilo pukaha, namun bahan mentah pukaha cukup sulit diperoleh pada bulan Safar, karena bahan baku didatangkan langsung dari Makkah. “Mungkin juga karena pengiriman di sana yang ada kendala,” ungkap Warid.
“Bahan yang masih berbentuk buah kita potong menjadi beberapa bagian, setelah itu dibentuk dan dibolongi untuk memasukkan benang,” ujar Warid.
Muhammad Warid juga mempekerjakan 5 karyawan yang dipekerjakan, seperti pemotong hingga perakitan biji pukaha yang sudah melewati proses menjadi gelang.
“Saya hanya satu tahun menjadi karyawan di tempat teman, sekaligus balajar cara membuat, selama satu tahun, setelah itu saya memberanikan diri membuka tempat sendiri,” jelasnya.(sen)