YMH Mulai Menggulirkan Program Rutin “Sedekah Duafa”

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – “Lakukanlah kebaikan, meski sedikit. Karena kita tidak tahu, kebaikan mana yang akan diridhoi Allah Swt.”

Sebait kalimat itu sepertinya menjadi pemacu bagi Yayasan Mengetuk Hati (YMH) untuk menyusun serta melaksanakan berbagai program kegiatan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Dari beberapa program yang sudah disusun, tim YMH mulai melaksanakan program bantuan kepada masyarakat, Jumat (02/10/2018) pagi ini.

Adapun program yang mulai dilaksanakan secara rutin, khususnya pada tiap hari Jumat, antara lain, pemberian sembako kepada duafa dan pemberian fasilitas tempat ibadah seperti sendal, mukena atau lainnya.

“Untuk tahap awal di minggu pertama ini, kami menyalurkan bantuan sembako kepada warga tidak mampu atau duafa. Sekaligus menyerahkan bantuan berupa fasilitas tempat ibadah. Bantuan ini kami serahkan berdasarkan hasil survey yang dilakukan tim YMH. Misalnya, warga yang kami bantu, kondisi ekonominya memenuhi kriteria. Begitu pula mengenai tempat ibadah yang kami berikan fasilitas, tentunya berdasarkan keperluan. Bantuan yang kami berikan memang tidak besar, tetapi kami berusaha agar bantuan ini kami sampaikan secara kontinyu atau terus menerus,” ungkap staf YMH, Ahmad Riyadi kepada koranbanjar.net.

Lebih lanjut dikemukakan, dalam pelaksanaan program Sedekah Duafa ini, pihaknya telah mendapatkan dukungan dari PD Baramarta dan media online koranbanjar.net. “Kami sangat berterima kasih dengan perusahaan yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk menyalurkan bantuan-bantuan ini, seperti PD Baramarta yang sudah memberikan dukungan terhadap program ini,” ungkapnya.

Ditambahkan, bantuan fasilitas tempat ibadah kali ini diberikan kepada Masjid Baiturrahman telah diterima Syamsul Anwar. Bantuan yang diberikan berupa sandal untuk keperluan berwudhu bagi jamaah masjid. Sedangkan bantuan sembako diberikan kepada warga Desa Sungai Sipai, Basyir dan istrinya Romlah.

Keseharian Basyir berprofesi sebagai pedagang keliling, penjual rujak, sedangkan istrinya hanya sebagai penjual pecel. Pasangan ini harus menghidupi tiga anaknya, anak pertama sudah lulus dari SMK selama 3 tahun, anak kedua masih duduk di SMP kelas II, sedangkan anak ketiga sekolah di SD kelas II. Data warga miskin ini merupakan hasil survey yang dilakukan tim YMH, berdasarkan data miskin dari Dinas Sosial Kabupaten Banjar.

“Mudah-mudahan apa yang kami berikan dapat bermanfaat untuk masyarakat, setidaknya meringankan beban mereka,” ungkap Riyadi.(ff/sir)