Guna menjaga ketahanan pangan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi 267 juta jiwa dan mewujudkan lumbung pangan dunia Kementerian Pertanian (Kementan) mengembangkan Kawasan Food Estate (FE) berbasis korporasi petani di Kalimantan Tengah tepatnya di Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas
PALANGKARAYA,koranbanjar.net – Pengembangan Kawasan FE di Desa Belanti Siam Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau, menggunakan konsep integrated farming dari hulu sampai hilir berbasis korporasi.
Menteri Pertanian (Mentan) SyahrulYasin Limpo (SYL) menjelaskan model pertanian integrasi, salah satu terobosan untuk meningkatkan produksi dan secara holistik agar memperkuat ketahanan pangan nasional.
Integrated Farming merupakan langkah dari pemerintah agar menjadikan Indonesia lebih kuat dalam menghadapi tantangan apapun khususnya saat pandemi ini, yang berdampak terhadap perekonomian global.
“Selain akselerasi produksi, kita wujudkan juga sampai pada tahap hilirisasi (industri,- red) menghasilkan pangan berkualitas ekspor,” kata SYL.
Pertanian integrasi ini tidak hanya di lokasi ini, tapi diinginkan ada di setiap kecamatan hingga menjadi percontohan nasional yang terbangun proses bisnisnya sampai di ujung.
Selanjutnya, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi dalam Acara Workshop Penumbuhan dan Pengembangan Korporasi di Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah (16 Desember 2020) memberikan tambahan.
“Muara dari pengembangan Kawasan Food Estate adalah terbangunnya korporasi petani,” kata dia, Rabu 16 Desember 2020.
Di sisi lain, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Lely Nuryanti menyampaikan, dasar hukum pembentukan korporasi adalah UU Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
“Capaian kinerja percepatan Pengembangan Kawasan Food Estate berbasis Korporasi Petani di penghujung tahun 2020 dengan terbentuknya tiga BUMP di Kabupaten Pulang Pisau dan enam BUMP di Kabupaten Kapuas,” ungkap Lely
Di kawasan seluas 10.000 hektar di Kabupaten Pulang Pisau, meliputi 5 kecamatan. Yaitu, Pandih Batu, Maliku, Kahayan Kuala, Kahayan Hilir dan Sebangau Kuala telah ditumbuhkan tiga Badan Usaha Milik Petani (BUMP).
BUMP dimaksud antara lain :
1) BUMP Khapas Mandiri dengan bisnis utamanya penggilingan padi, produksi beras, dan gabah. Didukung bisnis penunjang meliputi penjualan saprotan dan penyewaan alsintan.
2) BUMP Jaya Sejahtera dengan bisnis utama perbenihan padi, produksi gabah dan beras ditunjang dengan bisnis UPJA, bengkel alsintan dan toko saproran.
3) BUMP Kahayan Modern yang memiliki bisnis utama penggilangan padi dan penjualan beras serta ditunjang dengan kios saprodi dan UPJA
Sedangkan di Kabupaten Kapuas di Kawasan FE seluas 20.000 hektar mencakup 11 kecamatan.
Yaitu, Kecamatan Bataguh, Tamban Catur, Kapuas Kuala, Kapuas Timur, Pulau Petak, Kapuas Barat, Kapuas Murung, Dadahup, Basarang, Selat, dan Mantangai, telah terbentuk lima BUMP.
BUMP yang dimaksud antara lain:
1. BUMP Bataguh Makmur.
2. BUMP Tamban Kuala Bersatu.
3. BUMP Makmur Bersama.
4. BUMP Sangga Lau, dan
5. BUMP Sepakat Maju.
“Semua BUMP yang terbentuk berbadan hukum Yayasan,” terang Lely.
Acara workshop ini juga dihadiri oleh seluruh kepala UPT Pelatihan seluruh Indonesia, guna memberikan masukan persiapan menumbuhkembangkan Korporasi Petani di Provinsi lainnya di Indonesia seperti di Sumatera Utara, NTT, Sumatera Selatan dan provinsi-provinsi lainnya. (Yulia/bbppbinuang/dya)