Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan webinar dengan tema “Bijak Berinternet: Jangan Asal Sebar!” di Kota Banjarbaru, Sabtu (23/10/2021) pukul 10.00 Wita.
BANJARBARU, Koranbanjar.net – Acara dibuka oleh Wakil Walikota Banjarbaru, Wartono dan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan B Sc ini menampilkan sejumlah pembicara kompeten.
Dalam diskusi ini dipandu oleh moderator Ronald Andretti yang menghadirkan narasumber pertama yakni, Yolanda Presiana Desi yang membahas tentang “Kecakapan Digital”
“Macam-macam distorsi informasi yaitu ada mis informasi dan dis informasi. Mis informasi biasanya mencakup konten yang menyesatkan dan hoax, sedangkan dis informasi mencakup konten tiruan, konteks yang salah, dan konten yang dimanipulasi,” tuturny
Narasumber kedua, Radli Kurniawan yang membahas materi tentang “Budaya Digital”
“Media sosial bukan hanya sebagai sarana komunikasi namun juga sebagai tempat berkarya,” ujarnya
“Mulailah menjadi pengguna media sosial yang produktif, seperti meningkatkan kecakapan diri, meningkatkan kualitas hidup, memperbaiki ekonomi individu dan kwluarga, serta menjadikan media sosial sebagai media promosi bisnis. Kemudahan yang diberikan oleh dunia digital jangan dijadikan sebagai konsumtif tetapi harus produktif,” tegasnya
Narasumber ketiga yaitu Muhammad Faishal yang sekaligus Key Opinion Leader dalam acara ini menjelaskan materi tentang “Keamanan Digital”
“Contoh aplikasi pengubah wajah terbaik saat ini adalah face app” ujar Faishal.
Kelebihan dan kekurangan menggunakan aplikasi buatan yang disampaikan oleh Faishal yaitu;
1. Kelebihan; tanpa resiko, mengurangi kesalahan (eror), selalu tersedia, dan mengatasi pekerjaan berulang.
2. Kekurangan; biaya riset yang mahal, mengurangi pekerjaan manusia, dan tidak memiliki empati dan emosi.
“Penggunaan aplikasi pengubah wajah memiliki resiko penyalahgunaan data pengguna, agar terhindar dari resiko bisa dengan membaca kebijakan dan privasi pada aplikasi.” Bebernya
Terakhir, narasumber Didin Iis Wahyu Wabibah yang meyampaikan materi tentang “Etika Digital”
“Kasus cyberbullying di Indonesia culup tinggi, setidaknya terdapat 25 pelaporan kasus per hati. Terhitung sejak 2018 lalu, mengambil data dari KPAI bahwa angka anak hyang menjadi korban cyberbullying telah mencapai 22,4%. Tingginya kasus ini tidak lepas dari kemajuan teknologi dan kurangnya pengawasan orang tua,” tuturnya
Adapaun pencegahan antisipasi oleh diri sendiri, yakni;
1.Pertimbangkan sebelum mempoating fito
2.Atur privasi media sosial sebagai bentuk waspada
3.Selektif dalam membahas topik tertentu
4.Hindari memposting hal pribadi
5.Simpan bukti pelaku bullying (lala)